Baca Juga : Ini Pesan Rektor Unair untuk AHY dan Eri Cahyadi
Portaltiga.com - Siapa sangka, sampah yang dianggap meresahkan masyarakat ternyata dapat mengubah kehidupan anak-anak jalanan di daerah Krembangan, Kota Surabaya. Prihatin dengan banyaknya sampah anorganik di kawasan itu, memotivasi tiga mahasiswa Universitas Airlangga yakni, Suprihatien, Wachidatul Qomariah, dan Itsnaini Romadlona untuk menggiatkan program ecopreneur melalui komunitas RUMPIK (Rumah Inspirasi Krembangan). Sebagai platform pembelajaran wirausaha berbasis ecopreneur, menurut Wachidatul Qomariah sebagai ketua tim, RUMPIK menggandeng anak-anak jalanan untuk menggali potensi wirausaha dengan kreasi dan inovasi dari "menyulap" sampah anorganik menjadi home-decoration dan aksesoris cantik yang layak jual. "Kami memberi pembinaan secara intensif agar anak-anak jalanan ini mendapatkan ilmu dan keterampilan untuk mengolah sampah anorganik yang tak terpakai menjadi produk-produk cantik yang bernilai jual tinggi," tambah Wachidatul, Selasa (26/6/18). Diterangkan, pengabdiannya itu berangkat setelah melihat banyaknya sampah anorganik, terutama karung goni dan sampah plastic. Sehingga tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKMM) yang dipimpinnya berinisiatif mengajarkan anak jalanan mengolah sampah-sampah tersebut menjadi produk yang berpotensi layak jual dan banyak diminati, baik hiasan dinding, dompet, tas, dsb. Produk-produk karya anak jalanan ini kemudian dipasarkan secara offline (tradisional) maupun secara online. Proposal PKMM berjudul "Menggali Potensi Anak Jalanan Melalui Pelatihan Ecopreneur" itu setelah dinilai akhirnya lolos meraih pendanaan dari Kemenristekdikti dalam program PKM 2018. Tak hanya berhenti di pelatihan daur ulang sampah, tim PKMM yang masing-masing memiliki background sebagai entrepreneur muda ini, tak enggan membagikan ilmunya dengan memberikan pelatihan pemasaran online melalui Workshop Digital Marketing kepada anak-anak jalanan itu. Workshop itu dilaksanakan pada 25 Mei 2018, di ruang E-Learning PIPS UNAIR. "Pelatihan mengenai pemasaran online ini sangat menarik. Mereka diajak praktik langsung untuk menjual produk yang mereka buat sendiri melalui internet. Saya berharap pelatihan seperti ini dapat diterapkan pada anak-anak muda lainnya," ujar Warsono. Pelatihan ini untuk mempersiapkan anak-anak jalanan agar mampu bersaing dalam berusaha di era milenial ini. Dengan berbekal keterampilan daur ulang dan ilmu pemasaran, program ini diharapkan mampu mencetak wirausahawan muda yang handal dan tergabung dalam komunitas Wirausahawan Muda Krembangan. Sesuai namanya, komunitas ini terdiri muda-mudi Krembangan, khususnya anak jalanan yang punya passion di bidang wirausaha. Tujuan didirikannya komunitas ini adalah sebagai wadah berbagi ilmu dan pengalaman di bidang pemasaran untuk melahirkan kader-kader wirausahawan muda yang produktif dan mandiri. Jangka panjang, diharapan dari komunitas ini mampu meningkatkan perekonomian dan mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. (doy/tea)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.