Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.
Gerhana Matahari Bisa Membuat Ilmu dan Teknologi Lebih Maju
Surabaya: Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menilai peristiwa Gerhana Matahari bisa memberikan pelajaran yang berharga bagi para ilmuwan di Indonesia. Pelajaran yang bisa dipetik adalah membuat ilmu dan teknologi kita bisa lebih maju.
Hal itu dikatakan Gus Ipul kepada wartawan usai menyaksikan fenomena alam gerhana matahari bersama puluhan ribu warga Surabaya dan sekitarnya di MAS, Selasa (9/3) sejak pukul 06.00 Wib. Sebelum Gus Ipul tiba di MAS, puluhan ribu masyarakat Surabaya dan sekitarnya sudah memenuhi halaman dan dalam MAS.
Selain menyaksikan peristiwa langka itu, Gus Ipul bersama warga Surabaya menunaikan ibadah shalat sunah Khusuf. "Ini salah satu kesempatan bagi ilmuwan kita untuk mengembangkan berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan kita," tambahnya.
Gus Ipul berharap kejadian ini diharapkan bisa membuat ilmu dan teknologi kita bisa lebih maju. "Sekaligus menjadikan kita ini bangsa yang cinta ilmu dan juga bisa menggunakan teknologi sebagaimana orang beriman," sergahnya.
Diakui, banyak yang dipelajari dari peristiwa gerhana matahari yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Gerhana matahari tidak saja merupakan fenoma alam tapi juga untuk memperkuat iman.
"Ada 4 hal yang bisa dipelajari pada gerhana matahari. Yang pertama, bagi seorang muslim memperkuat iman karena GMT ini salah satu tanda-tanda kebesaran Allah dan itu juga dikutip berulang-ulang di dalam Al-Qur'an," ujarnya.
Selain itu, menurut Gus Ipul, adalah untuk memperkokoh rasa persaudaraan. Dengan adanya GMT ini semua orang warga Surabaya dan sekitarnya bisa bersilahturahmi, mereka pada kumpul melihat fenomena alam dan sekaligus rekreasi.
Pelajaran keempat, ada kaitannya dengan pendidikan. "Adik-adik kita di sekolah-sekolah diberbagai tempat yang ada di daerah Jatim ini banyak yang memberikan penjelas kepada anak-anak kita tentang gerhana matahari," tandasnya.
Gerhana matahari sekarang, diakui, sama sekali berbeda dibanding dengan tahun 1983. Kala itu orang pada ketakutan masuk ke rumah. Namun, sekarang karena ada pendidikan dan karena adanya informasi yang begitu luas sehingga orang bisa menikmati ini apa adanya.
"Tidak berlebihan, tetapi juga dengan informasi yang cukup untuk melihat batas-batas bagaimana cara melihat GMT yang baik itu. Ini adalah satu pendidikan. Mudah-mudahan adik-adik kita makin bisa memahami dan mengerti fenomena alam ini yang pada akhirnya mencintai Allah nya, mencintai Tuhan nya," katanya. (Bmw)