Portaltiga.com - Perubahan disruptif di dunia global dengan masuknya periode revolusi industry yang ke empat (revolusi industry 4.0) telah memberikan dampak yang sedemikian besarnya, tidak hanya pada dunia industry namun juga pada dunia pendidikan tinggi. Era industri 4.0 ditandai dengan beberapa hal antara lain makin berperannya internet of things (IOT) pada setiap industry dan bisnis, dan makin ekstensifnya pemakaian robot dan sensor pada system industry dan produksi, serta perubahan lainnya.
Hal ini tentunya pada saat yang sama memberikan peluang dan ancaman. Penguasaan informasi pada sebagian orang bisa berdampak pada monopoli, pemanfaatan robot dan smart manufacture menggeser peran manusia yang berdampak pada hilangnya lapangan pekerjaan, otimatisasi tanpa bekal ketrampilan bagi SDM akan mengakibatkan ketimpangan, keamanan data berujung pada propaganda hoax - hate speech,dan tentunya akan berbenturan dengan tatanan etika yang selama ini ada di masyarakat.
Sekalipun demikian, revolusi industry juga pada saat yang sama memberikan peluang dan harapan abgi kita. Peningkatan utilisasi alat produksi, efisiensi, peningkatan partisipasi sector public dalam pembangunan, peluang peningkatan volume perdagangan, lapangan pekerjaan baru dan lainnya merupakan sebagian dari peluang yang dapat dimanfaatkan. Belum lagi, kenyataan bahwa saat ini ada beberapa bisnis dan industri yang tidak lagi dimonopoli oleh mereka yang bermodal besar, inovasi memungkinkan sebaliknya.
Pemerintah RI telah merespon dengan meluncurkan roadmap industry 4.0 pada tanggal 4 april 2018 di Jakarta Convention Hall (JCC) Senayan. Roadmap industry 4.0 ini merupakan peta jalan pemerintah untuk menuju ekonomi digital dan diharapkan mampu mendukung perekonomian. Ada lima sector prioritas yang masuk dalam roadmap industry 4.0, yakni makanan dan minuman (mamin) , elektronik, otomotif, tekstil, footwear, dan kimia. Pemerintah menganggap diperlukan koordinasi regulasi maupun insentif fiskal terkait infrastruktur telekomunikasi. Pada saat yang sama, beberapa kementrian juga merespon roadmap industry 4.0, termasuk kementrian riset , Teknologi dan Pendidikan TInggi.
Baca Juga : Cat Lovers Simak! Mahasiswa ITS Ciptakan Pasir Kucing Ramah Lingkungan
Pada kesempatan konferensi pers di gedung rektorat Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Rektot ITS Prof. Ir. Joni Hermana, M.Sc.ES. Ph.D menyatakan siap dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
"Sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia memiliki kewajiban untuk merespon hal tersebut untuk secepatnya dapat beradaptasi dengan arah perubahan dalam upaya menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dan berperan di era Revolusi industry 4.0. maka dari itu kami sudah terlebih dahulu mempersiapkan diri dengan pola pembelajaran dan kurikulum basic industri," ucapnya. Selasa (24/4/18).
Baca Juga : Jadwal Pendaftaran dan Tes Masuk Fakultas Kedokteran dan Kesehatan ITS
dalam kesempatan itu juga Prof Ketut Buda Artana sebagai Wakil Rektor Bidang Penelitian Inovasi dan Kerja Sama memaparkan , 10 strategi utama ITS untuk merespon era revolusi industry 4.0, yaitu dengan memfokuskan penyelarasan pada bidang Digitalpreneurship, Distance Learning, IT infrastructure /E-services/Smart Campus, Lifelong Learning, Global network for academic, research, and Inovation, IOT / intelegence Machine, Character building4.0, Teaching industry, Alignment to industry and public needs, Adaptive environmental
strategi-strategi tersebut telah selaras dengan dokumen perencanaan ITS, baik rencana strategis 5 tahun ITS dan rencana induk pengembangnan ITS dalam 25 tahun ke depan. Dalam waktu segera, upaya sosialisasi kepada semua sivitas Its, alumni dan masyarakat umum. Implementasi melalui program rutin dan pengembangan, serta memonitoring akan dilaksanakan untuk menjamin bahwa pelaksanaanya memberikan kemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi upaya penguatan lulusan serta kontribusi bagi bangsa dan penguatan ITS sebagai World Class University. (doy/tea)
Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.