Bambang Haryo: Hindari Isu SARA, Masyarakat Perlu Memaknai 4 Pilar Kebangsaan

Baca Juga : Risma Pantau Pendangkalan Sungai di Kota Madiun, Punya Solusi Begini

Portaltiga.com - Anggota MPR RI, Bambang Haryo memandang perlunya memaknai 4 Pilar Kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan faham NKRI dalam kehidupan bermasyarakat. Jika masyarakat bisa memahami dan melaksanakan 4 pilar kebangsaan tersebut dengan baik, maka tidak akan terjadi isu SARA di tahun-tahun politik ini. "Karena ada berbagai macam toleransi yang cukup terhadap apa yang memicu SARA itu," katanya kepada wartawan usai Sosialisasi 4 Pilar (Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI), Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Bumi Mandiri, Surabaya, Sabtu (3/3/2018). Sosialisasi ini juga menghadirkan nara sumber Guru Besar Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, Prof Dr Sam Abede Pareno. Menurutnya, peristiwa yang terjadi di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017, hanya karena faktor kesalahan dalam menafsirkan satu ayat agama. Dalam tafsirnya yang keliru, sehingga menjadi ribut. "Ini jangan sampai terjadi di tahun-tahun politik sekarang ini," ucapnya. Hal senada dikatakan Sam Sabede Pareno. Menurut dia, kasus pilkada DKI Jakarta, membuat semua terhenyak, karena masih ada persoalan RAS dan sentimen umat beragama. Persoalan RAS yang diperkirakan selesai di Ambon, namun ternyata masih terjadi di daerah lain. "Di Jakarta yang katanya kota Metropolis, yang tentunya masyarakatnya terbuka, ternyata makin lebih eksklusif kepada agama masing-masing, sehingga terjadi polarisasi yang sangat memalukan kita sebagai negara yang menetapkan Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI itu sebagai pedoman kita," ujarnya. Karena itu, masing-masing umat beragama diminta untuk saling menghormati perasaan umat beragama lain. Yang meyoritas jangan menyepelekan yang minoritas. Sebaliknya yang minoritas jangan seolah-olah sama dengan mayoritas. Jadi, harus yang proporsional. "Jangan dikira walaupun mereka tidak menjalankan syariat agama, tapi kalau agamanya dinista pasti marah. Beruntung kita punya pegangan, sehingga apapun yang mengancam dan masuk tidak mempengaruhi kita," jelasnya. Apakah kasus SARA di pilkada DKI Jakarta akan merembet ke Jatim? Sam Abede tidak yakin hal itu terjadi di pilkada Jatim. Hal ini tidak lepas dari keberadaan para kiai di Jatim. Para kiai inilah yang selalu tampil untuk meredam suasana. "Jatim ini untungnya hampir setiap kampung memiliki kiai. Jadi, kiai-kiai ini yang menentukan jika ada SARA. Kiai yang tampil untuk meredam suasana. Inilah provinsi yang sebenarnya banyak kiai top, bukan di Jawa Barat atau di Jakarta dan tempat lain," tandasnya. (bmw/tea)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait
Berita Terpopuler
Berita Terbaru