Baca Juga : Audisi Bulutangkis Djarum Surabaya Loloskan 26 Atlet ke Final
Portaltiga.com - Sejumlah tokoh bulutangkis Jawa Timur (Jatim) menyoroti prestasi atlet Jatim yang cenderung mengalami penurunan dibawah kepemimpinan Wijanarko. Selama empat tahun menjabat ketua Pengprov PBSI Jatim, tidak pernah menorehkan prestasi gemilang di berbagai even nasional. "Kita tidak menghakimi yang salah. Tapi, jika melihat kondisi yang ada, kita prihatin. Selama empat tahun, tidak ada prestasi yang membanggakan," kata pengamat bulutangkis, Yacob Risdianto, dalam diskusi bulutangkis Jatim di Surabaya, Kamis (1/3/2018). Dijelaskan, keberhasilan pengprov terletak pada ujung tombaknya klub. Dari keluhan yang disampaikan oleh klub-klub, mereka merasakan tidak ada kepedulian dari pengprov. Termasuk, perhatian terhadap klub yang akan terjun di kejurnas. "Kalau tak ada kepedulian terhadap klub apa jadinya. Bagaimana klub bisa hidup dan prestasi meningkat kalau tak ada perhatian dari pengprov," ujarnya. Secara terus terang, mantan Sekjen PB PBSI ini rindu akan kejayaan bulutangkis Jatim beberapa tahun silam. Dulu Jatim mampu melahirkan juara olimpiade, seperti Alan Budi Kusuma, Tri Kusharyanto dan Dwi Sonny Kuncoro. "Kita rindu sekali dengan prestasi itu. Tapi sekarang tertutup. Tidak ada gerakan dan inisiatif ke arah sana," tutur mantan ketua pengprov PBSI Jatim ini. Hal senada dikatakan pemilik klub Fifa Sidoarjo, Thoriq. Dia prihatin dengan kondisi di tubuh pengprov PBSI Jatim. Selama empat tahun terakhir, tidak ada prestasi yang membanggakan ditorehkan oleh pebulutangkis Jatim. Lebih prihatin lagi, lanjutnya, banyak pebulutangkis Jatim yang pindah ke klub lain. Mereka lebih suka berlatih di luar katimbang di daerahnya sendiri, sehingga prestasinya lebih bagus. "Herannya justru setelah berlatih di luar bagus. Mungkin pembinaan di klub luar Jatim jauh lebih bagus. Kenapa atlet kita lebih senang berlatih di luar katimbang di Jatim, itu patut dipertanyakan," jelasnya. Yang dikhawatirkan Thoriq, menurunnya prestasi pebulutangkis Jatim ini akan berimbas pada rangking Jatim di PBSI. Jika sampai terdegrasi ke divisi 2, akan membuat malu nama besar Jatim yang sempat mendapat julukan sebagai gudangnya atlet nasional. Padahal, banyak daerah yang berusaha bisa naik rangking ke divisi 1. "Kalau tidak ada even maka akan sulit naik rangking. Faktornya, organisasi tidak jalan dan pembinaan yang tidak jalan," tandasnya. Selain Yacob dan Thoriq, diskusi kecil ini juga menghadirkan nara sumber Fery Stewart (klub Suryanaga), Edy Sabarudin (Binpres PB PBSI) dan Bachrul Amiq (Rektor Unitomo). (bmw/tea)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.