Baca Juga : Survei Khofifah 49%, Risma 35%, Pengamat Politik: Pilkada Jatim Dinamis sampai Akhir
Portaltiga.com - Khofifah Indar Parawansa memilih Emil Elestianto Dardak sebagai pendamping di Pilgub Jatim 2018. Politisi muda ini menyisihkan beberapa nama kandidat lain. Apa keistimewaan suami Arumi Bachsin ini sampai mampu membuat Khofifah dan timnya menyisihkan tokoh-tokoh lain? Ada empat faktor yang membuat Emil Dardak menjadi calon wakil gubernur mendampingi Khofifah. Menurut Khofifah, Emil bisa menutup lubang-lubang yang selama ini menjadi penyebab dua kali kekalahannya di Pilgub Jatim. Ia pun bersama Emil akan menang di Pilgub Jatim 2018. Berikut keempat faktor tersebut; 1. Emil menguasai wilayah Mataraman Khofifah dua kali gagal menjadi Gubernur Jatim saat Pilkada di tahun 2008 dan 2013. Ia mengakui, salah satu penyebab kekalahannya karena tidak bisa menguasai wilayah Mataraman. Wilayah Mataraman merupakan bagian barat Jatim, terdiri dari Kabupaten Ngawi, Kabupaten dan Kota Madiun, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Magetan, Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten dan Kota Blitar, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Bojonegoro. "Mas Emil ini memang Mataraman dan dulu saya lemah di Mataraman. Tapi itu memang bukan prioritas utama," ujar Khofifah. Khofifah mengaku mengenal Emil sejak ia maju dalam Pilbup Trenggalek. Sejak pertama kali mengenal Emil, Khofifah mengaku sudah kepincut dengan visi pembangunan daerahnya. Diharapkan kehadiran Emil dapat membuat pundi-pundi suara Khofifah di wilayah Mataraman. 2. Emil bisa dongkrak suara dari kalangan milenial Tak bisa dipungkiri generasi milenial punya suara yang cukup banyak di Jatim. Khofifah mengatakan ada sekitar 40 persen pemilih milenial di Jatim. Mantan anggota DPR ini menyadari bahwa Emil akan lebih lihai menjangkau kaum milenial. Sebab, Emil adalah kepala daerah yang relatif muda. Selain itu, Emil juga aktif di media sosial. Nantinya, cara-cara kampanye Emil juga akan difokuskan untuk menggarap kaum milenial. "Identifikasi secara usia yang milenial hanya Mas Emil. Banyak keunggulan kompetitif dan komparatif dari seorang Emil Dardak," tuturnya. 3. Punya komitmen bangun Jalur Lintas Selatan (JLS) Khofifah mengenal Emil sejak suami Arumi Bachsin itu menjadi Bupati Trenggalek. Sebenarnya, Khofifah sudah kepincut dengan Emil karena saat jadi bupati memiliki visi untuk mengembangkan Jalur Lintas Selatan (JLS). Saat maju jadi Cagub Jatim di 2008 dan 2013, Khofifah memang selalu ingin mengembangkan JLS. JLS sendiri nantinya akan menghubungkan Ponorogo, Tulungagung dan Kediri. "Rasanya itu yang dua kali pilgub, saya sering kali menjadikan ini bagian dari mimpi saya sebagai orang Jatim. Dulu itu JLS sangat populer sekali. Itu mimpi dari saudara-saudara kita di Jatim. Dan ternyata Mas Emil itu langsung gebrak JLS," ujarnya. "Mas Emil punya kemampuan, pemetaan detail bagaimana membangun Jatim bagian Selatan dengan berbagai percepatan," tuturnya. 4. Latar belakang pendidikan Faktor lain, Khofifah menilai Emil dapat menambal lubang di bidang pengembangan wilayah. Khofifah menyebut Emil meraih gelar doktor di bidang pengembangan wilayah di Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang. Kompetensi inilah yang akan digabungkan dengan visi Khofifah untuk membangun Jatim. "Nah kebetulan Mas Emil itu doktornya ekonomi bidang pengembangan wilayah. Coba kebayang enggak? Itu kan ibaratnya orang Jawa bilang tumbu oleh tutup," katanya. "Ini kebetulan untuk bangun Jawa Timur ke depan ada kompetensi, ada komitmen. Antara kompetensi dan komitmen kalau enggak nyekrup itu kan enggak bisa running well. Itu ada di sosok Mas Emil. Apakah dari background beliau, apakah kebetulan wilayah Mataramannya," imbuhnya. (kumparan/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.