Baca Juga : Presiden PKS dan Ketua PKS Jatim Ngaji dengan Ketua PWNU KH Marzuki Mustamar
Portaltiga.com - Pertumbuhan ekonomi Jatim yang terus meningkat salah satunya didukung oleh sektor UMKM, dimana sektor agrobisnis menjadi fokus utama. Untuk itu, sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi umat, Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo kembali mengingatkan konsep pemberian nilai tambah pada sektor pertanian/agrobisnis. Dalam ilmu pengetahuan disebut science and technology, jadi bahan baku diubah menjadi bahan jadi seperti pisang diolah menjadi keripik pisang, ini harus dilakukan di produsen/petani. Setelah itu, industri perlu pembiayaan murah baru kemudian mereka bisa berkompetisi, terang Pakde Karwo-sapaan lekat Gubernur Jatim saat membuka Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) III PWNU Jatim di Graha Residence Surabaya, Minggu (24/9/2017). Pakde Karwo mengatakan, permasalahan serius saat ini sebanyak 36,49 persen tenaga kerja di sektor pertanian hanya menyumbang 13,31 persen PDRB Jatim. Untuk itu, agar petani melakukan proses industri terhadap hasil produksinya, sehingga memberikan nilai tambah. Selain itu, dalam pengembangan industrinya mereka diberi suku bunga rendah. Caranya dengan membentuk koperasi petani yang terdiri dari tiga gapoktan untuk kemudian diberi bantuan seperti mesin giling penghasil beras premium. Ini dilakukan agar petani tidak menjual gabah kering panen tapi diolah menjadi gabah kering giling dan selanjutnya para petani diberi pelatihan soal packaging. Kami akan coba di lahan 10x200 hektar. Jadi tanahnya disewa, tenaga kerja dibayar. Nanti dua tahun bisa mengembalikan pinjaman tersebut atau tidak. Ini ditawarkan sekaligus untuk melihat apakah pemberian suku bunga rendah lebih tepat sasaran dibanding pemberian subsidi pupuk, jelasnya. Ia menambahkan langkah ini akan dilakukan untuk berbagai komoditi. Selain beras juga kakao, kopi, kerapu, dan lain-lain. Dalam kesempatan sama, Pakde Karwo menjelaskan kinerja sektor pertanian di Jatim yang terus meningkat. Dimana Jatim surplus beras sebanyak 5.135.177 ton beras untuk memenuhi 45,04 juta jiwa. Surplus ini juga terjadi di komoditas seperti jagung sebesar 5.717.790 ton. Hingga Agustus 2017, beberapa komoditas juga tercatat mengalami surplus seperti cabai merah sebesar 1.480 ton, cabai merah keriting sebesar 635 ton, cabai rawit merah sebesar 16.815 ton, dan bawang merah sebesar 25.323 ton. (abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.