Portaltiga.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur menggelar Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Bencana bersama Kelompok Kerja (Pokja) wartawan DPRD Jawa Timur dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Selasa (7/5/2024).
Dalam tajuk 'Peningkatan Kapasitas Media Massa Jawa Timur dalam Penanggulangan Bencana', agenda tersebut dihadiri pula oleh Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto beserta Pj. Gubernur Jatim Adhy Karyono yang juga Kepala BPBD Jatim.
Dalam sambutannya, Gatot Soebroto menyatakan bahwa media harus ikut berperan dan berkolaborasi sebagai acuan pemberitaan yang faktual dan akurat di tengah kondisi bencana alam.
"Teman-teman, kedepannya dalam melaksanakan kegiatan peliputan atau Penyampaian berita bencana alam bisa diberitakan dengan data yang akurat sehingga bisa jadi acuan masyarakat, hal tersebut menciptakan kolaborasi yang baik oleh seluruh elemen serta media dapat menjadi acuan pemberitaan yang faktual dan akurat," ujarnya.
Senada dengan yang disampaikan oleh Kepala BPBD Jatim, Pj. Adhy menuturkan bahwa media harus bisa terlibat dan membantu melakukan campaign seputar kebencanaan kepada masyarakat.
Baca Juga : Terima Pataka dari BNPB, Jawa Timur Tuan Rumah Peringatan Bulan PRB Tahun 2025
"Media harus bisa melakukan campaign, bantu kami agar dapat terinformasikan dengan baik kepada masyarakat agar masyarakat bisa melihat banyak orang yang memiliki jiwa penolong," tuturnya.
Pj. Adhy menjelaskan bahwa potensi bencana alam di Pulau Jawa akan selalu ada, mengingat aktivitas tektonik dan vulkanik sehingga dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak untuk penyelesaian bencana.
Baca Juga : Perkuat Peran Jurnalis, BPBD Jatim Gelar Survival Camp
"Potensi bencana itu ada, setidaknya minimal ada 12 bencana. Bencana ini tidak bisa diselesaikan Pemerintah sendiri tetapi harus bersifat pentahlix, artinya ada kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademi, dan tentu saja media massa," jelasnya.
Menurutnya, persoalan penanggulangan bencana di Indonesia dapat terselesaikan sengan baik, namun manajemen penanggulangannya tidak kunjung selesai, sehingga dirinya berharap manajemen penanggulangan bencana dapat terbentuk.
"Manajemen penanggulangan bencana harus terbentuk dengan menggunakan Incident Command System (ICS), sehingga manajemen dapat tersusun dan langkah selanjutnya yang akan dilakukan dapat tepat sasaran," pungkasnya.
Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.