Baca Juga : Unicef Serukan Kesadaran Global Hak Anak
Portaltiga.com - Pandemi Covid-19 belum usai. Meski angka kasus wabah ini melandai, namun tetap harus waspada. Penerapan 3M dengan memakai masker, mencuci tangan dan menjagaj arak menjadi senjata untuk berperang melawan Covid-19. Kebiasaan untuk menerapkan 3M masih saja ada yang abai dan melanggarnya. Kalangan anak-anak dan remaja juga perlu diedukasi tentang pentingnya protokol kesehatan (prokes) ini. Akatara Jurnalis Sahabat Anak (JSA) bersama UNICEF Indonesia serta Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda) mencoba berpartisipasi menanamkan kesadaran 3M pada anak-anak dan remaja. Sekaligus tetap menjaga kreativitas mereka di masa pandemi. JSA, UNICEF Indonesia dan Dakesda menggelar Pelatihan Penulisan Puisi untuk Anak dan Remaja dengan tema "Azimat 3M Melawan Covid-19". Rangkaian kegiatan akan dimulai besok, Sabtu (4/9/2021) secara virtual melalui aplikasi Zoom. Kepala Perwakilan UNICEF Surabaya Ermi Ndoen menuturkan, upaya pencegahan penularan Covid-19 harus terus dilakukan selama pandemi. Selain vaksinasi, langkah untuk terus menjaga protokol kesehatan harus terus dilakukan. "Penerapan 3M harus terus dilakukan. Ini langkah bersama dalam memutuskan mata rantai penularan," kata Ermi dalam siara pers, Jumat (3/9/2021). Melalui penulisan puisi, katanya, anak-anak bisa mengajak teman sebayanya, keluarganya maupun orang-orang yang ada di lingkungannya untuk terus patuh dalam menerapkan 3M. "Banyak cara untuk berbicara dan mengajak menerapkan 3M, salah satunya lewat puisi," ungkapnya. Ketua Dakesda Ali Aspandi menyatakan, sangat mendukung kegiatan ini. Banyak hal yang dibatasi selama pandemi. Namun jangan sampai kondisi tersebut membuat kreativitas ikut terbatas. "Kami menyambut baik dan mengapresiasi atas acara yang digagas komite sastra ini," kata Ali Aspandi. Ia menerangkan, program sastra tak hanya nyasar pada sastra dewasa tetapi merambah ke anak-anak. Ini ide dan gagasan yang baik mampu menjawab tantangan dan kebutuhan selama ini. Pasalnya, hampir dapat dipastikan literasi sastra anak di Indonesia umumnya dan di Kota Sidoarjo khususnya ini masih minim bahkan dapat dibilang nyaris tak ada. Komite sastra Dekesda telah melampu menutup kekurangan yang ada itu. "Kedua, kami mengapresiasi kerja-kerja sastra Komite Sastra Dekesda yang mampu menerobos dinding-dinding dan sekat yang selama ini menjadi kendala dalam membangun ekosistem. Nah, Komite Sastra Dekesda mampu membangun ekosistem keluar dan berani keluar dari zona aman. Komite yang lain seharus meniru cara kerja komite sastra ini," harap dia. (tea/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.