Baca Juga : Sarasehan Hari Santri di PP Nurul Wafa Situbondo, Khofifah Semangati Santri Berwira Usaha
Portaltiga com - Program One Pesaantren One Product (OPOP) yang digagas Pemprov Jatim sepertinya berjalan tidak maksimal. Dari 100 titik bantuan yang akan diberikan kepada pondok pesantren (Ponpes), baru terserap 48 pesantren. Hal itu dikatakan oleh Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi NasDem Ahmad Iwan Zunaih. Jadi pada tahun 2020 ada 100 titik pesantren mendapatkan hibah OPOP. Tetapi hanya terserap 48 karena kendala administratif dan tidak punya NSPP, katanya, Rabu (2/9/2021). Ia mengatakan, kebanyakan bantuan tersebut tidak terserap karena banyak pesantren yang kurang lengkap persyaratan administrasinya. Terutama pesantren kecil yang ada di Jatim. Padahal, menurut dia, bantuan itu sebenarnya sangat diperlukan karena pada masa pandemic Covid-19 banyak pesantren mengalami kesulitan. Terutama terkait penyerapan. Penyerapan program OPOP ini tidak banyak karena faktor utama adalah administratif, tambahnya. baca juga : diler mitsubishi pertama di Subang Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur itu berharap agar Pemprov Jatim segera merumuskan solusi, supaya program OPOP bisa diserap sscara makasimal. Salah satunya adalah mempermudah persyaratan administrasi, agar pesantren yang tidak punya Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP) bisa segera mengurusnya dan mendapatkan bantuan. "Kita membikin rencana mencari solusi agar perayaratan yang bisa disiasati sehingga program OPOP diserap banyak pesantren," tambahnya. Sekadar diketahui, OPOP adalah salah satu program peningkatan kesejahteran berbasis pondok pesantren melalui pemberdayaan santri, pesantren, serta alumni pesantren dan masyarakat. Konsep OPOP ada 3 pilar yakni Santripreneur (santri), Pesantrenpreneur (koperasi pondok pesantren) dan Sosiopreneur (alumni pesantren dan masyarakat). (wan/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.