Umum

Wagub Jatim: Tahun 2019 Seluruh Desa 100 Persen Teraliri Listrik

Portaltiga.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi Jatim berusaha memberikan pelayanan agar 100 persen desa di Jatim teraliri listrik pada 2019 mendatang. Upaya tersebut disambut positif oleh Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sebagai bentuk kepedulian dari PT PLN atas minimnya listrik di daerah pedesaan.   "Saya apresiasi PLN yang punya target elektrifikasi maupun menerangi seluruh desa di Jatim," kata Gus Ipul dalam siaran persnya Kamis (16/6). Gus Ipul sendiri sudah menerima kunjungan General Manager PT PLN Distribusi Jawa Timur Dwi Kusnanto.   Berdasar data yang disampaikan Dwi Kusnanto, menurutnya, saat ini di Jatim masih ada 27 Desa di Jawa Timur yang belum teraliri listrik. Dari jumlah ini, 25 Desa berada di kabupaten Sumenep dan dua desa ada di kabupaten Bondowoso.   "Untuk dua desa di Bondowoso tanggal 20 Juni nanti akan diresmikan setelah selesainya pembangunan jaringan tenaga listrik sepanjang 16 kms, yang melewati kawasan hutan, sehingga seluruh desa di daratan Jatim sudah 100 persen teraliri listrik," ujarnya.   Sementara untuk 25 desa di Kepulauan ditargetkan akan teraliri 100 persen pada tahun 2019 mendatang. "Target kita tahun 2019, seluruh desa di kepulauan sudah teraliri listrik 100 persen," tegasnya.   Dari data yang ada, rasio elektrifikasi atau jumlah penduduk yang menikmati listrik dengan jumlah total penduduk di Jawa Timur saat ini sudah mencapai 90 persen. "Tinggal yang 10 persen ini terbesar di Bondowoso dan Sumenep. Di Bondowoso saat ini elektrifikasi baru 65 persen, dimana 35 persen belum teraliri listrik," ungkapnya.   Untuk memenuhi target 100 persen desa teraliri listrik, langkah yang akan diambil adalah meningkatkan ketersediaan listrik di Kepulauan yang saat ini beberapa msh dengan pola operasi 12 jam akan ditingkatkan menjadi 24 jam.   Sayangnya meningkatkan ketersediaan listrik bukanlah tanpa masalah karena selama ini biaya produksi 1 kwh listrik menggunakan PLTD rata2 sebesar Rp 3.000 kWh, sedangkan jika PLTD kombinasi dengan tenaga surya biayanya relatif lebih rendah berkisar Rp 2.200,-/ kWh.   "Padahal dijual ke masyarakat rata2 dg tarif subsidi sebesar Rp600 per kWh, jadi subsidi yang harus ditanggung Pemerintah melalui PLN memang cukup tinggi," tandasnya. (Bmw)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait