Umum

UKM Sinematografi Unair Gelar Replay Di Bioskop Sampoerna

Portaltiga.com Film menjadi salah satu kegemaran masyarakat dari berbagai kalangan hingga saat ini. Kebutuhan akan pengetahuan dan hiburan membuat seni audio visual ini sebagai pilihan utama khalayak ramai. Di sisi lain bagi Sineas, film digunakan sebagai media untuk menyampaikan suatu pesan kepada masyarakat seperti dinamika sosial yang terjadi dalam masyarakat. Untuk mendukung perkembangan sinematografi di Surabaya, House of Sampoerna menggandeng Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sinematografi UNAIR menggelar program bertajuk RE: PLAY (Re: Perfection, Laugh, Acceptance, Yearn) di House of Sampoerna pada 24 Januari 2020. Kerjasama perdana ini juga merupakan pembuka rangkaian program yang diselenggarakan House of Sampoerna dalam rangka ikut serta merayakan 75 tahun Indonesia merdeka. Dengan mendukung kegiatan Sineas muda untuk dapat bebas berkreasi, House of Sampoerna menjalankan fungsinya sebagai museum yang memberikan ruang untuk mengembangkan kreativitas, pusat pembelajaran dan ruang pertukaran ide. Selain itu lokasi yang menjadi tempat pemutaran karya-karya film adalah ruangan yang dulunya adalah Bioskop Sampoerna. Bioskop Sampoerna beroperasi sejak 1933 1963 dan dikenal sebagai gedung pertunjukan yang megah dan nyaman dengan kapasitas penonton lebih dari 1.000 orang. Dulunya bioskop ini memutar aneka jenis film seperti film bisu, film hitam putih, film bersuara, film berwarna, film lokal maupun film dari luar negeri. Dengan adanya acara ini, diharapkan dapat mengingatkan masyarakat akan keberadaan Bioskop Sampoerna. RE: PLAY (Re: Perfection, Laugh, Acceptance, Yearn) merupakan "sentilan" sosial terhadap berbagai masalah dalam kehidupan saat ini. Tema ini dipilih dengan harapan, para Sineas muda dapat menyampaikan cipta, rasa dan karsa tentang perbaikan atau remedi dari setiap problematika yang terjadi melalui karya film. Seperti karya berjudul Malaya. Film ini berbicara tentang pernikahan dini yang tidak diinginkan dan perjuangan tokoh Mala untuk merdeka dari tekanan hierarki sang suami. Karya lainnya berjudul Perfect membuktikan bahwa tiada gading yang tak retak atau tidak ada manusia yang sempurna namun harus berani tampil menjadi diri sendiri. Selain film dari peserta DIKLAT, ditayangkan pula beberapa film dari komunitas sinematografi lain sebagai referensi. Acara ini bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan dan hiburan, kami berharap pengetahuan dan ketertarikan masyarakat semakin meningkat terhadap dunia seni audio visual. Selain itu juga memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam mengembangkan kreativitasnya dalam dunia seni audio visual serta menambah ilmu pengetahuan dan wawasan para mahasiswa. tutur Hari Agung Wijaya selaku ketua panitia kegiatan. Rani Anggraini selaku Manager House of Sampoerna berharap acara ini dapat menyebarkan semangat pada generasi muda untuk terus bebas berekspresi, mengembangkan potensi dan menunjukkan prestasi dari kreasi unik mereka. Semoga penyelenggaraan acara ini dapat semakin memicu munculnya Sineas-sineas muda terutama di Surabaya dan meramaikan dunia perfilman Indonesia lanjut Rani.(fey/fey)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait