Olahraga

Tiga Peneliti Manfaatkan Tenaga Nuklir Untuk Identifikasi Keaslian Cagar Budaya

  Portaltiga.com : Mendengar kata nuklir, orang pasti mengira sebagai senjata pemusnah massal dan penghancur peradaban. Namun, nuklir ternyata bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lain yang berguna bagi kemajuan teknologi. Setidaknya, hal itu dilakukan oleh pakar arkeometalurgi UGM Prof Timbul Haryono, pakar nuklir dari BATAN Prof Samin Prihatin dan motivator Surabaya Johan Yan. Dengan memenfaatkan teknologi nuklir, ketiga peneliti itu akan mengindentifikasi keaslian benda cagar budaya. "Teknologi nuklir bisa digunakan penelitian untuk mengidentifikasi benda cagar budaya. Ini kali pertama ada di dunia," kata Johan Yan di sela peluncuran buku tentang penelitiannya berjudul "Maha Nandi Dalam Perspektif Arkeometalurgi dan Teknologi Nuklir" di Tugu Pahlawan Surabaya, Kamis (10/11). Menurutnya, memang banyak pihak yang mendengar kata nuklir adalah senjata pemusnah massal dan penghancur peradaban. Padahal, di tangan ahlinya tenaga nuklir bisa untuk mengidentifikasi sebuah peradaban yang telah punah. "Kami berharap penelitian ini dapat mengantisipasi pelaku atau mafia cagar budaya yang sengaja memalsukan benda bersejarah, termasuk pencurian untuk selanjutnya dibawa ke meja lelang di luar negeri," jelasnya. Dengan teknologi nuklir, pihaknya ingin membuktikan bahwa benda cagar budaya itu asli atau tidaknya dapat dilakukan dengan cara ini hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menit untuk mengetahui komposisi logamnya. Kalau dibandingkan dengan metode konvensional seperti C14 atau 'sampling' memerlukan waktu berminggu-minggu, bahkan berbulan-berbulan, dan yang pasti destruktif. "Penelitian pertama, dilakukan terhadap Maha Nandi, yakni merupakan arca lembu dari abad IX atau setidaknya abad X yang berukuran sekitar 30 centimeter dan sudah diteliti dengan "CT-Scan, MRI", serta teknologi nuklir," tuturnya. Peneliti asal Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Prof Samin Prihatin sependapat dengan Johan Yan. Metode ini merupakan hal relatif baru dan pertama kali di dunia teknologi nuklir. "Ini akan mampu mendorong kalangan akademisi terutama yang bergerak dalam bidang arkeologi untuk

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait