Politika

SSC: Gus Ipul Kuat Di Madura Dan Tapal Kuda, Khofifah Di Pantura Barat

Portaltiga.com - Beberapa hari terakhir ruang publik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur (Jatim) diramaikan dengan baku kritik antara Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) versus Mensos Khofifah Indar Parawansa terkait rencana Khofifah maju Pilgub Jatim. Cak Imin berpandangan seyogyanya Khofifah tidak maju karena akan membelah NU dan kemungkinan besar akan kalah, sementara Khofifah mengaggap Cak Imin bersikap tak elok karena mendikte presiden dan tidak update. Baku kritik keduanya ini seolah kian meningkatkan tensi rivalitas antara Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dengan Khofifah yang hingga saat ini terus menjadi tokoh sentral di isu Pilgub Jatim. Kandidat-kandidat lain perlahan tapi pasti semakin tenggelam dalam pusaran. Partai-partai yang membuka penjaringan Cagub-Cawagub pun seolah hanya menunggu kedatangan mereka berdua. Bahkan partai yang tidak membuka penjaringanpun mencoba berbagai aksi komunikasi politik untuk bisa mengusung satu diantara keduanya. Perang dukungan kiai mengemuka bersilih ganti. Aksi dukung mendukung dari berbagai kelompok masyarakat kepada keduanya terus mewarnai pemberitaan. Rivalitas antar keduanya pun makin menguat dan memanas. Bagaimana sebenarnya dukungan publik pemilih pada keduanya? Dimana saja basis kekuatan keduanya? Direktur Surabaya Survey Center (SSC), Mochtar W Oetomo, menilai Khofifah memang akan menjadi lawan kuat Gus Ipul, dalam Pilkada Jatim 2018. "Pasti akan terjadi pertarungan sengit, Gus Ipul kuat di Madura dan tapal kuda. Khofifah kuat di Pantura bagian barat," kata Mochtar, Senin (14/8). Mochtar menjelaskan, medan pertarungan paling sengit akan terjadi di wilayah Mataraman dan Arek. Pasalnya, kondisi masyarakat di daerah itu sangat terbuka dan belum menjadi basis pemilih loyal kedua kandidat. "Pertarungan sengit akan terjadi di Mataraman dan Arek. Terutama di wilayah Arek karena masyarakatnya relatif lebih terbuka, terdidik dan mandiri secara politik," ujar pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Bangkalan ini. Berdasar hasil survei SSC periode Juni 2017, disamping Gus Ipul kuat di Madura dan Tapal Kuda serta Khofifah kuat di Pantura bagian barat. Ada nama Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang juga memiliki basis kekuatan dan tidak bisa diremehkan, meski berulangkali dia menyatakan tidak akan maju Pilgub. Di wilayah Madura yang meliputi 4 kabupaten, Gus Ipul memperoleh dukungan tertinggi, yakni mencapai 30%. Disusul Khofifah Indar Parawansa 28,8% dan Tri Rismaharini dengan 22,5% dukungan. Sementara sisanya, yakni 18,7% publik Madura belum menentukan pilihannya. Gus Ipul juga terlihat sangat dominan di wilayah Pandalungan atau Tapal Kuda yang meliputi wilayah Pasuruan ke timur hingga Banyuwangi. Gus Ipul unggul mutlak dengan 42,6% dukungan publik. Semen tara Tri Rismaharini dengan 31,1% dukungan dan Khofifah dengan 17,4% dukungan. Sisanya, yakni 8,9% masyarakat Pandalungan belum menentukan pilihan. Di lain sisi, Khofifah menang di wilayah Pantai Utara Barat yang meliputi Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik. Di wilayah ini Khofifah unggul dengan 28,8% dukungan publik. Disusul Risma dengan 27,5% dukungan dan Gus Ipul dengan 26,3% pemilih. Sementara yang belum menentukan pilihan sebesar 17,4%. Maknanya, wilayah Pantai Utara Barat ini menjadi wilayah yag paling kompetitif, dimana suara antar kandidat hanya berselisih tipis. Sementara di wilayah Arek, mulai Surabaya ke selatan hingga Malang Raya, Gus Ipul mengungguli Khofifah dengan 23,8% dukungan sementara Khofifah dengan 20% dukungan publik. Risma unggul dengan 39,5% dukungan publik. Sisanya, sebesar 16,7% publik Arek belum menentukan pilihannya. Di wilayah Mataraman, mulai Nganjuk ke Barat Hingga Ngawi dan Pacitan, ke selatan hingga Trenggalek, ganti Khofifah dan Gus Ipul bersaing ketat dengan masing-masing mendapat dukungan 25,4% dan 24,6%. Di wilayah ini Risma unggul dengan 33,3% dukungan. Sisanya, yakni 16,7% masyarakat Mataraman belum menentukan pilihannya. Gus Ipul unggul di Madura dan Pandalungan karena memang sejak Karsa Jilid I kedua wilayah tersebut menjadi wilayah garapan Gus Ipul. Dominasi NU, kiai dan ponpes di kedua wilayah tersebut, sangat simetris dengan segala latar belakang Gus Ipul sebagai salah satu tokoh NU," ungkapnya. Sementara Risma unggul di Arek dan Mataraman jelas, karena kedua wilayah tersebut memang menjadi basis suara PDIP, partai tempat Risma bernaung. "Khofifah unggul di pantai Utara Barat juga tidak terlepas dari basis suara Khofifah saat dua kali berkompetisi melawan Karsa pada 2 kali gelaran Pilgub Jatim sebelumnya, katanya. Mochtar menambahkan, salah satu kunci dalam Pilkada Jatim 2018, adalah kepandaian kandidat dalam menentukan sosok Cawagub. Agar memudahkan merebut suara di Mataraman dan Arek, maka kedua kandidat disarankan untuk memilih Cawagub dari basis nasionalis dan tokoh muda yang mampu merepresentasikan harapan publik. "Dengan begitu Cawagub dan partai pengusung akan menentukan di kedua wilayah ini. Dukungan partai yang tepat sesuai basis persaingan, pemilihan Cawagub yang mampu menjadi pengumpul suara, strategi pencitraan dan pemenangan yang jitu dan kelihaian dalam membaca momentum politik akan menentukan siapa pemenangnya," tandasnya. (Bmw)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait