Olahraga

Seru-Seruan Kreasi Pangan di UKWMS

Portaltiga.com, SURABAYA - Plaza St. Agustinus Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dipenuhi oleh ratusan peserta yang antusias menunggu rangkaian pelatihan dalam rangka Lustrum ke-6 (Dies Natalis ke 30 tahun) Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), jurusan Teknologi Pangan UKWMS.  Peserta pelatihan terdiri dari mahasiswa mahasiswi FTP, para pengusaha, perwakilan Home Industri, dan UMKM dari berbagai kota di Indonesia. Pelatihan pertama bertajuk Pengendalian Mutu Pangan dan Perijinan Industri Rumah Tangga, dibawakan oleh Ir. Indah Kuswardani M.P. Untuk membuat suatu produk yang siap dipasarkan pada konsumen, proses pengolahan produk merupakan hal yang harus diperhatikan, agar produk dapat sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan oleh konsumen. Dalam tahap pengolahan pangan mutu produk pangan menjadi penting dalam hal gizi, bentuk fisik, cita rasa, dan keamanan produk pangan. Menurut Indah, banyak industri pangan skala kecil yang berkembang di Indonesia. Pengendalian mutu pangan dan perijinan menjadi tantangan tersendiri bagi mereka, secara penggunaan peralatan canggih di industri pangan besar mampu menghasilkan lebih banyak produk. Tetapi industri pangan skala kecil tak perlu khawatir, karena meskipun peralatan yang digunakan sederhana, sebenarnya mampu menghasilkan makanan aman dan sehat. Selanjutnya pelatihan Pengemasan Pangan dibawakan oleh dosen FTP yaitu Ir. Thomas Indarto Putut Suseno M.P. Menurutnya, konsep kemasan pangan meliputi beberapa hal penting yaitu aman bagi produk dan konsumen, murah, mudah dalam hal transportasi dan penggunaan, kemudian ramah lingkungan, serta memiliki nilai seni dan estetika. Dalam pengemasan juga tidak boleh mengandung unsur-unsur yang dapat mengganggu perasaan konsumen seperti ras, agama, politis, dan moral. Ajiningin Raga Saka Busana, Ajining Diri Saka Lathi yang berarti raga atau tubuh seseorang dihargai dan dinilai dari busananya. Kepribadian dihargai dan dinilai dari yang diucapkan atau dijanjikan. Mengacu pada filosofi Jawa tersebut, Thomas mengartikan bahwa pangan dihargai dari kemasannya, pangan dipercaya melalui labelnya. Kemasan juga mampu menaikan nilai tambah suatu produk, tandas Thomas. Rangkaian pelatihan selanjutnya adalah  Pengolahan Kerupuk Ikan, dibawakan oleh Ir. Adrianus Rulianto Utomo, MP. Dekan FTP . Kerupuk merupakan makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka kemudian dicampur dengan bahan perasa seperti udang atau ikan. Makanan ringan sederhana ini rawan disalahgunakan oleh pihak tak bertanggungjawab dan dibuat menggunakan bahan dasar tidak aman seperti plastik agar penampilannya lebih menarik (mengkilat). Merebaknya pembahasan kerupuk yang digoreng menggunakan minyak bercampur plastik tentu membuat masyarakat gelisah dan takut untuk mengkonsumsi kerupuk. Untuk menghilangkan kegelisahan masyarakat, Ruli memberikan resep membuat kerupuk dengan bahan-bahan alami meliputi tepung tapioka, iklan giling halus, garam, gula, soda kue, ketumbar, bawang putih, telur dan air (jika tidak menggunakan telur). Rangkaian pelatihan yang paling akhir adalah Pembuatan Wine dan fruit Kefir dibawakan oleh Ir. Ira Nugerahani, M. Si. Wine dan fruit kefir merupakan produk hasil fermentasi, yang membedakan keduanya adalah bahan fermentasi yang digunakan. Wine menggunakan khamir saccharomyces cerevisiae, sedangkan kefir menggunakan bakteri asam laktat dan khamir. Wine pada umumnya menggunakan bahan baku ekstrak buah anggur, kandungan alkohol dalam wine cukup tinggi yaitu mencapai 5 20% . Sedangkan Kefir berasa asam dengan aroma khas dan memiliki sensasi sparkling dengan adanya gas CO2. Bahan baku umumnya adalah susu pasteurisasi. Tetapi jika bahan baku yang digunakan mengandung larutan gula pasir atau sari buah atau ekstrak buah disebut dengan fruit kefir. Dalam pelatihan ini Ira menjelaskan pembuatan Kefir secara sederhana, yaitu pertama menyiapkan ekstrak buah kemudian dicampur dengan starter ( biang kefir sebanyak 10 20 %) lalu di inkubasi pada suhu kamar selama 24 jam lalu menghasilkan fruit kefir dan dapat digunakan sebagai starter kefir berikutnya. Kefir buah lebih aman dikonsumsi oleh sebagian masyarakat Indonesia yang mengidap Lactose Intolerant, pungkasnya. Dalam kesempatan yang sama, beberapa mahasiswa FTP yang berasal dari angkatan 2013 -2016 juga memamerkan produk andalan mereka di Food Expo. Satu yang sangat menonjol adalah produk es krim ubi ungu.  Brigitta Maria menjelaskan bahwa kelompok mereka mendapatkan resep dari jurnal yang ada di internet lalu dikonsultasikan kepada dosennya. Pembuatan es krim ubi ungu butuh waktu 4 jam. Mulai dari menyiapkan ubi ungu, lalu dikukus agar gampang dikupas kulitnya dan mudah dihancurkan. Kemudian dipotong-potong dan diblend hingga menghasilkan pasta ubi. Setelah menghasilkan pasta dengan tekstur yang sangat halus, kemudian dicampur dengan susu bubuk full cream dan dipanaskan sampai suhu 80 derajat celcius. Setelah dipanaskan, adonan es krim dicampur dengan karagenan (stabilizer untuk membuat es krim), krim kocok, dan gula. Setelah tercampur, didinginkan selama 24 jam dan siap untuk dihidangkan. Ubi ungu mengandung antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan, seratnya yang tinggi, dan sangat baik bagi kesehatan.

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait