Umum

Sekolah Disegel Ahli Waris, Ratusan Siswa Di Mojokerto Tak Bisa Sekolah

Portaltiga.com - Ratusan pelajar di SDN Kranggan 1 Kota Mojokerto terpaksa tak bisa masuk ke sekolah mereka lantaran pintu gerbang sekolah mereka disegel. Pintu gerbang sekolah di Jalan Pekayon 1 No 39, Kelurahan/Kecamatan Kranggan ini disegel lantaran belum ada penyelesaian dengan ahli waris pemilik tanah. Hanya terlihat beberapa wali siswa yang mampir untuk sekadar mengabadikan pintu gerbang sekolah yang disegel. Selembar segel berbahan banner warna merah dipasang di gerbang besi hitam itu. Sementara rantai dengan gembok besar mengunci pintu masuk utama ke sekolah ini. "Pemberitahuan untuk sementara proses belajar mengajar di dalam sekolahan SD Kranggan 1 dinonaktifkan berhubung lahan yang ditempati belum ada penyelsaian dengan ahli waris dari Sareh Sujono almarhum," bunyi tulisan pada banner tersebut. Penyegelan ini dikeluhkan para orang tua. Bagaimana tidak, di hari pertama masuk sekolah usai libur panjang, anak mereka tak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti pelajar di sekolah lainnya. "Anak saya kelas IV, ini hari pertama sekolah. Harusnya anak-anak bisa temu kangen dengan teman-temannya, ternyata enggak bisa," kata salah seorang wali murid SDN Kranggan 1, Yuli Veronika di lokasi, Selasa (2/1/2018). Wali murid lainnya Kariyadi juga menyesalkan penyegelan yang dilakukan ahli waris. Menurut dia, selain tak bisa sekolah, anak-anak juga merasakan dampak psikologis. "Dampak psikis anak-anak sampai harus tahu persoalan ini yang kami sesalkan. Seperti anak saya sampai mengutarakan kekesalan terhadap orang yang menyegel sekolahnya," ujarnya. Kariyadi berharap, Pemkot Mojokerto segera mengatasi sengketa lahan SDN Kranggan 1 agar anak-anak bisa kembali belajar dengan nyaman. "Saya fikir ini tanggung jawab pemerintah menyediakan sarana pendidikan, harapan kami masalah ini segera tuntas," ungkapnya. Kepala SDN Kranggan 1 Endang Soenarjati menuturkan, penyegelan oleh ahli waris diketahui Senin (1/1/2018) pagi. Hari itu juga pihaknya menggelar rapat bersama wali murid dan perwakilan Dinas Pendidikan Kota Mojokerto. "Hasil rapat kemarin disepakati hari ini semua siswa belajar di rumah (diliburkan)," terangnya. Endang menjelaskan, sekolah yang dia pimpin sejak 1993 itu mempunyai luas lahan 27x100 meter persegi. Bangunan di dalamnya terdiri dari 6 ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, aula, ruang komputer, UKS dan 2 ruang sanitasi. Jumlah siswa mencapai 248 anak. Sebelumnya, SDN Kranggan 1 berada di Jalan Majapahit yang kini menjadi kawasan bisnis. Tahun 1990 Pemkot Mojokerto melakukan tukar guling di lahan yang ditempati saat ini. Diduga ada masalah dalam proses tukar guling tersebut sehingga terjadi sengketa sampai saat ini. "Awalnya lahan tersebut milik Sareh Sujono yang sudah almarhum. Tanda tangan di surat jual beli kabarnya ada yang dipalsu," cetusnya. Endang mengaku telah mengadukan penyegelan ini ke Dinas Pendidikan Kota Mojokerto. "Harapan kami nanti malam segel sudah dibuka, kalau tidak terpaksa harus mencari lokasi lain untuk tempat belajar anak-anak," tandasnya. (dtc/tea)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait