Umum

SBY Minta Pemerintah Turun Tangan Atasi Kisruh IDI Dengan Dokter Terawan

Baca Juga : SBY Kawal Janji Jokowi Angkat Guru dan Pegawai Honorer jadi ASN

Portaltiga.com - Presiden ke-6 RI, Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pemerintah turun tangan untuk mengatasi kisruh IDI dengan dokter Terawan. Pernyataan itu dilontarkan SBY melalui sebuah video yang diunggah di YouTube, Kamis (5/4/2018) guna menanggapi kabar rekomendasi pemberhentian sementara Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto itu dari keanggotaan IDI oleh MKEK. Pemerintah harapan saya kalau masalah ini menjadi berlarut-larut tolonglah melakukan sesuatu jangan sampai melakukan pembiaran. Padahal isu ini menurut saya cukup serius, katanya. SBY bercerita awalnya dia mendapat info tentang rekomendasi pemberhentian Terawan. Saat itu dia sedang melakukan lawatan ke Jatim. Di beberapa tempat ketika SBY bertemu dengan wartawan, selalu ditanya tentang dokter Terawan. Memang berita yang sama sama kita dengar bagi saya sangat mengejutkan katanya atau diberitakan dokter terawan dipecat oleh IDI, katanya. Mendengar kabar itu, SBY segera mencari tahu yang sebenarnya terjadi. Mengapa? karena saya kenal secara pribadi dengan dokter Terawan, Mayor Jenderal TNI dan sekarang mendapatkan kepercayaan memimpin RSPAD dengan prestasi yang baik dengan kemajuan yang nyata dan membanggakan kita semua, katanya. Menurut SBY, Terawan telah berjasa memajukan RSPAD. Saya sendiri masih ingat memberikan bantuan penuh mendorong agar RSPAD benar benar menjadi Army Hospital yang diakui oleh dunia, nah sekarang standing itu kita dapatkan dan dokter Terawan saya tahu memiliki jasa yang amat besar untuk memajukan RSPAD kita, katanya. SBY mengatakan Terawan juga merupakan dokter yang diakui oleh pasien luar negeri. Bahkan, menurut SBY Terawan pernah berhasil menyembuhkan seorang pemimpin negara tetangga. Saya punya sahabat seorang pemimpin dunia, tidak perlu saya sebut. Dia memiliki keluhan di bagian kepala, berobat di dua negara tetangga yang dianggap maju di dunia kesehatan tidak sembuh akhirnya datang ke Jakarta. Singkat kata sahabat saya itu sembuh, katanya. Terawan, menurut SBY, telah membantu ribuan orang yang merasa tertolong dengan Terawan. Begini saya menjadi saksi bahwa ribuan saudara saudara kita yang merasa tertolong oleh dokter Terawan terlepas apakah metodologinya masih dipolemikan atau didebatkan tapi kenyataannya banyak yang merasa ditolong, kata dia. Dulu, kata SBY, dia memiliki keinginan agar Rumah Sakit di Indonesia tidak kalah dengan RS di negara lain. Dokter-dokter kita pun tidak boleh kalah dengan dokter atau spesialis dari negara lain sehingga jangan sampai sedikit-sedikit warga negara kita berobatnya di luar negeri di rumah sakit luar negeri atau dokter luar negeri, katanya. SBY ingin suatu saat justru banyak orang luar negeri berobat di Indonesia. Dan dalam konteks ini, Terawan salah satu champion atau mereka yang gigih tentunya bersama-sama yang lain untuk memajukan RS dan kinerja atau pun nama baik dokter dokter Indonesia, katanya. Sebab itu, SBY berharap agar dokter Terawan dan IDI dapat menyelesaikan persoalan secara baik-baik. Menurut informasi yang diperoleh SBY, konon Majelis Kehormatan Etik Kedokteran merekomendasikan kepada IDI agar memberhentikan dokter Terawan. Itu yang saya dengar, IDI katanya belum mengambil keputusan nah kalau itu benar menurut saya ini justru ada jalan keluar yang baik ada solusi yang baik, katanya. Kata SBY, kalau MKEK mempersoalkan dokter Terawan karena metodologi yang dikenal dengan Digital subtraction angiography (DSA) tidak termasuk atau belum masuk mainstream treatment yang dikenal di dunia kedokteran, menurutnya, jangan lantas dianggap melanggar etik. SBY berharap IDI tidak boleh begitu saja memberhentikan Terawan lantaran metodologinya itu dianggap belum sah. Saya bukan dokter, tetapi tidakkah ilmu pengetahuan, science berasal dari common sense dari akal sehat, begitu mungkin belum dikenal saat ini, pada saat yang lain akan dikenal dan diakui sebagai satu metodologi yang sahih, katanya. SBY menambahkan metodologi itu juga harus ditelaah dengan baik. Maknanya apa? saya tidak ingin menyalahkan siapa-siapa, tetapi mengapa tidak dibangun komunikasi yang baik mungkin antara IDI dululah dengan dokter Terawan, katanya. Bila saluran komunikasi antara IDI, MKEK dengan Terawan dibangun dengan baik, menurut SBY masih bisa dicarikan solusi yang baik. Tapi ingat dokter Terawan itu Mayjen TNI, pemimpin RSPAD di bawah kepala staf Angkatan Darat di bawah Panglima TNI jadi tentunya mekanisme untuk berkomunikasi juga harus diingat. Berbicaralah dengan pimpinan angkatan darat baik baik, mungkin itu cara yang baik untuk menyelesaikan masalah ini, katanya. (cnn/tea)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait