Umum

RS Polri Terjunkan 200 Tenaga DVI Tangani Korban Lion Air JT-610

Baca Juga : Kotak Hitam Lion Air JT-610 Ditemukan

Portaltiga.com - Rumah Sakit Polri menerjunkan hampir 200 tenaga disaster victim investigation (DVI) untuk memeriksa korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610. Tenaga ahli itu berpacu dengan waktu menangani bagian tubuh korban yang terus berdatangan. Kepala Bidang DVI Pusdokkes Polri Kombes Lisda Cancer menjelaskan tenaga forensik itu datang dari berbagai institusi seperti Polri, TNI, RS Fatmawati, Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, dan Universitas Airlangga Linda berkata tim gabungan tersebut terus bekerja bergantian mengidentifikasi potongan tubuh yang terus berdatangan ke RS Polri. "Sesuai perintah pimpinan, 24 jam," ujar Lisda di RS Polri, Kamis (1/11/2018). Sejak pertama kali kantong jenazah dibawa ke RS Polri pada Senin (29/10) hingga Rabu kemarin, tim DVI sudah menerima 56 kantong jenazah. Dari penanganan tersebut, kondisi jasad yang datang dinilai masih minim mengandung informasi yang berarti. Menurut Lisda, anggota tubuh yang paling dicari adalah sidik jari, gigi, data medis, dan properti yang melekat di jasad. Namun dari beberapa hari identifikasi, baru satu sidik jari yang berhasil mereka identifkasi. "Sangat minim informasi sekali," imbuh Lisda. Kerja maraton tim gabungan identifkasi tersebut menyebabkan mereka cukup kelelahan. Ini sebabnya RS Polri menyediakan sejumlah tenaga psikolog untuk meringankan stres petugas yang menumpuk. Anggota Bidang Psikologi Biro SDM Polda Metro Jaya AKP Angela Yohana membenarkan tim DVI mengalami kelelahan selama proses identifkasi maraton beberapa hari terakhir. Layanan relaksasi, konseling, hingga terapi disediakan oleh tenaga psikolog, baik untuk tim DVI maupun keluarga korban. "Paling tidak bisa rileks, nanti besok paginya bisa bekerja lagi dengan baik," tukas Angela. RS Polri masih terus mengidentifikasi potongan tubuh yang diduga korban pesawat Lion Air JT610. Tim forensik juga masih memeriksanya dengan mencocokkan data pra-kematian atau ante mortem yang dikumpulkan melalui keluarga korban. Dari sekian banyak potongan jasad yang sudah datang, baru satu yang telah teridentifikasi sebagai penumpang pesawat. Ia adalah Jannatun Cintya Dewi, perempuan asal Sidoarjo, Jawa Timur. (cnn/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait