Politika

Rommy Minta Oposisi Berhenti Sebar Ketakutan

Baca Juga : Elite PPP-PDI Perjuangan Bertemu, Sepakat Wujudkan Pemilu 2024 Gembira dan Beretika

Portaltiga.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP)) Romahurmuzzy menduga statemen Presiden Joko Widodo tentang politik Genderuwo itu ditujukan untuk lawan politik yang sering menebar ketakutan menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Strategi yang digunakan itu, mata Rommy, mengadopsi Donald Trump saat Pilpres di AS beberapa waktu lalu. "Kita lihat hari ini kubu lawan politik pak Jokowi mengadopsi strategi Donald Trump. Yang dilakukan Donald Trump membangun intimidasi ketakutan. Dan kemudian kalau rupiah menembus 15 ribu lima bank akan collaps dan itu kan tidak benar," kata Rommy saat Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil) DPW PPP Jawa Timur di Surabaya, Sabtu (10/11/2018). Rommy mencontohkan, bahwa statemen bahwa Indonesia akan bubar pada tahun 2030 adalah bentuk propaganda untuk menebar ketakutan. "Yang dilakukan adalah dua membangun ketakutan kemudian Indonesia akan bubar itu kan menakut nakuti," tambahnya. Rommy menambahkan, strategi lain yang dipakai lawan politik adalah dengan memberikan kabar kabar bohong. "Kemarin bilang Ratna Sarumpaet dipukulin kan tidak bener. Kemudian katanya mobil Neno Warisman dibakar orang nyatanya cuma korsleting," tegasnya. Rommy meminta agar pihak oposisi berhenti menebar kebohongan dan ketakutan kepada masyarakat. Pasalnya, rakyat Indonesia tidak akan berhasil dipengaruhi dengan strategi tersebut. "Kemudian menyatakan tempe setipis ATM dan saya tadi makan di depot anda makan tempe ternyata kenyang. Saya kira hal hal seperti ini harus dihentikan karena rakyat Indonesia sudah cerdas," pungkasnya. (ars/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait