Intermezzo

Pimpinan DPRD : Eks Gafatar Adalah Korban Jangan Dimusuhi

SURABAYA (Portaltiga.com) - Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim mingimbau dan meminta kepada masyarakat di Jatim agar dapat menerima serta tidak memusuhi korban eks gafafar yang akan kembali ke rumahnya masing. Ketua DPRD Jatim, Abdul Halim Iskandar ditemui di DPRD Jatim, Senin (25/1) mengatakan eks gafatar yang datang di Jatim ini harus disikapi sebagai korban bukan pelaku atau musuh. Karena Eks Gafatar ini korban dari ajaran yang menyesatkan akibat ketidaktahuan soal faham agama dan ideologi. "Sekali lagi saya berharap masyarakat Jatim dapat menerima mereka yang sudah insyaf. Tak mengenal dari suku, ras, agama hingga adat istiadat. Kasihan mereka yang merupakan korban karena kurangnya pengertian soal faham agama dan ideologi,"tegas Pak Halim sapaan akrabnya ketua DPRD Jatim Abdul Halim Iskandar. Ia menjelaskan, banyak dari mereka yang menjual harta bendanya demi memperjuangkan ajaran gafatar yang memang sesat itu. Dan dari hasil pengamatannya, keyakinan mereka bergeser dapat dikarenakan rasa kekecewaan terhadap pemerintah. "Bisa jadi dia menganggap enak hidup di era orde baru daripada sekarang. Akhirnya muncul rasa kekecewaan dan keputusasaan sehingga ketika muncul ajaran yang memberikan janji kehidupan yang lebih baik, maka merekapun berbondong-bondong untuk masuk. Apalagi diketahui rata-rata dari mereka soal ajaran agamanya kurang,"ujarnya. Selain itu pihaknya juga meminta kepada pemerintah dengan melibatkan sejumlah toko agama untuk memberikan faham-faham agama yang memungkinkan dia sadar. Selain itu, perlu diberikan pendampingan agar mereka faham dengan apa yang dia lakukan adalah salah dan jauh dari ajaran yang ada.  "Dengan adanya bantuan dari pemerintah dan juga masyarakat di Jatim membuat eks gafatar bisa kembali sadar dan  bisa menyatu dan bersosialisasi kembali di masyarakat,"ujarnya. Seperti diketahui, pada Sabtu (23/1)  sebanyak 405 orang warga eks Gafatar asal Jawa Timur tiba di terminal 1 Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Sabtu dini hari, 23 Januari. Mereka merupakan warga eks Gafatar yang diberangkatkan dari Pontianak, Kalimantan Barat. Jumlah itu terdiri dari dua kloter, dan diterbangkan dengan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 3837, dan JT 3715. Untuk kloter pertama berisi sebanyak 186 orang dewasa serta anak-anak, dan 13 bayi. Sedangkan, untuk kloter kedua membawa sebanyak 187 orang serta anak-anak, dan 19 bayi. (Pen)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait