Umum

Penyandang Disleksia Gelar Pameran Tunggal Lukisan Perahu Pinisi di Gresik

Baca Juga : Keluarga Ning Ita Borong Lukisan Seniman Mojokerto

Portaltiga.com - Seniman muda penyandang Disleksia (gangguan yang menghambat proses belajar) Muhammad Ariel Arkana Ramadhan (19) menggelar pameran tunggal bertema "Pinisi And The Other Ships digelar di Hotel Horison, Jalan Kalimantan 12-A GKB, Gresik, Sabtu (4/1/2020). Pameran tunggal perdana yang sekaligus terdaftar sebagai salah satu agenda Biennale 8 Jawa Timur atau sebuah event dua tahunan seni rupa di Jawa Timur itu dimulai tanggal 4 hingga 18 Januari itu menampilkan sekitar 20 karya sketsa dan lukisan dari cat air tentang perahu Pinisi. Ariel telah mewakili Indonesia dalam berbagai pameran lukis internasional di berbagai negara diantaranya, Jepang, Hongkong, Australia, Inggris, Jerman, Perancis, Polandia, Macedonia, Turki, Rusia, Kanada dan Amerika Serikat. Ariel mengatakan selain melukis, juga mampu mendisain melalui software seperti coreldraw dan lainnya. Selain melukis kapal pinisi, juga melukis pesawat terbang, kapal laut dan hewan Dinosaurus. "Dulu saya sering menggambar seperti kapal laut, pesawat terbang dan dinosaurus. Saya juga bisa mendisain dengan software seperti coreldraw dan lainnya," kata Ariel. Pelukis kelahiran Gresik itu menilai keunikan dari bentuk kapal pinisi yang membuatnya tertarik untuk melukisnya. Selain asli kapal tradisional buatan Indonesia, bentuknya yang dinamis saat berlayar di samudera. Selain itu, lanjut Ariel karena lukisan kapal pinisi belum ada yang melukis. Namun demikian sebelum melukis lebih dulu melakukan observasi dengan melihat sekaligus merekam kapal-kapal yang ada di pelabuhan. "Pertama karena keunikannya, ketika di samudera bentuk kapal pinisi itu terlihat dinamis. Pinisi juga tangguh saat mengelilingi samudera. Juga tema kapal pinisi belum ada yang melukisnya. Saya observasi ke pelabuhan dulu baru melukis," jelas murid di sanggar daun Gresik itu. Ariel menambahkan karya-karyanya yang bertema kapal pinisi sudah ada sekitar dua ratus lukisan yang terbuat dari media cat air. Sedangkan untuk sketsa kapal pinisi ada puluhan yang sudah dibuat. Sedangkan untuk lukisan lain ada sekitar sepuluh yang tersimpan di rumahnya. "Kalau lukisan perahu pinisi sekitar ada dua ratus gambar, sketsa puluhan jumlahnya dan lukisan selain kapal ada sepuluh gambar," ujar pelukis tamatan IC School (Insan Cerdas) Surabaya itu. Sementara itu, seorang kolektor lukisan, Rio Suryo (30) asal Candi Sidoarjo yang memenangkan lelang lukisan Ariel yang berjudul "pinisi in the holy land" ukuran 76x56 cm itu mengaku tahu ada pameran lukisan anak difabel (Disleksia) dari seorang teman. Lukisan yang baru dibuat diawal tahun 2020 itu yang dibelinya seharga Rp.27. 500 juta itu sangat unik dan khas. "Saya kepameran ini info dari teman, saya pengen melihat karya-karyanya dan ternyata ada keunikan yakni melukis perahu pinisi khas Indonesia, saya rasa unik juga. Selain itu, dia seniman muda yang berbeda (Disleksia) makanya saya beli," ucap Rio. (tbk/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait