Umum

Pemerintah Harus Antisipasi Terulangnya Kasus JCH Berangkat Dari Pilipina

Portaltiga.com - Pemerintah Pusat harus mengantisipasi terulangnya kasus jamaah calon haji (JCH) yang berangkat melalui Pilipina seperti musim haji tahun 2016. Sebanyak 177 calon haji Indonesia sempat ditahan oleh pihak imigrasi Pilipina karena pemalsuan dokumen.   "Kasus berangkat haji melalui negara lain, terutama Pilipina, jangan sampai terulang lagi, khususnya jamaah calon haji asal Jatim," kata Gubernur Jatim Soekarwo kepada wartawan ketika ditemui usai pemberangkatan kloter 1 Embarkasi Surabaya di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Jumat (28/7).   Tahun lalu, sebanyak 177 calon haji Indonesia sempat ditahan oleh pihak imigrasi Pilipina karena pemalsuan dokumen sehingga terpaksa dipulangkan ke Tanah Air, bahkan gagal berangkat beribadah ke Tanah Suci.   Menurut Pakde Karwo, sapaan akrabnya, langkah antisipasi tersebut, harus menjadi fokus dan perhatian dari Menteri Agama dan Direktur Jenderal Imigrasi agar tak ada lagi yang warga negara Indonesia berhaji masuk menggunakan paspor negara lain.   "Kasus ratusan WNI yang berangkat ke Tanah Suci berangkat dari negara lain harus dijadikan evaluasi dan kritikan. Ini adalah kritik, mengapa sampai kasus itu terjadi? Apakah karena ongkos di Indonesia yang terlalu mahal? Pemerintah harus berbenah agar semakin lebih baik," paparnya.   Di sisi lain, Pakde Karwo mengaku telah menyurati Presiden RI Joko Widodo untuk terus melakukan negosiasi agar jumlah kuota jamaah haji asal Indonesia ditambah. Sebab, masalah kuota haji itu urusan antar negara.   "Pemprov tidak bisa apa-apa, karena ini hubungannya negara dengan negara. Harapannya ada penambahan sehingga daftar antrean tidak terlalu lama," tutur gubernur yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Jatim ini.   Jumlah total jamaah calon haji asal Indonesia sendiri mencapai 221 ribu orang atau sudah kembali ke kuota awal sebelum ada pembangunan di Masjidil Haram, ditambah 10 persen dari jumlah awal.   Sedangkan asal Jatim, total jamaah calon haji yang berangkat tahun ini adalah 35.270 orang, namun yang melalui Embarkasi Surabaya ditambah asal Provinsi Bali 700 orang dan Provinsi Nusa Tenggara Timur 670 orang sehingga totalnya 36.640 orang.   Secara keseluruhan melalui Embarkasi Surabaya memberangkatkan 83 kloter yang diawali berangkat 27 Juli dan kloter terakhir pada 26 Agustus 2017. (Bmw)  

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait