Umum

Pembuangan Limbah di Romokalisari, Gus Ipul : Jatim Darurat B3

Portaltiga.com - Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) geram dengan kasus pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) ke sungai di kawasan Rusunawa Romokalisari, Surabaya. Karena itu, Gus Ipul meminta kasus tersebut bisa diusut tuntas.   "Harus dicari, siapa pemilik limbah dan pabriknya dimana. Harus diusut tuntas. Mengapa kok membuang sembarangan di sungai," kata Gus Ipul dalam siaran persnya, Jumat (14/7).   Seperti diketahui, sebuah truk kontainer membuang cairan limbah cair ke sungai kawasan Rusunawa Romokalisari pada Kamis (13/7) malam. Akibatnya, 200 orang warga sekitar harus dievakuasi akibat keracunan menghirup aroma limbah berbahaya tersebut.   Menurut Gus Ipul, pengusutan harus dilakukan karena keberadaan limbah B3 yang dibuang sembarangan tersebut selain mencemari lingkungan, juga berdampak langsung bagi kesehatan warga. Bahkan beberapa warga saat ini harus dirawat di rumah sakit akibat ulah tak bertanggung jawab tersebut.   Selain itu, pengusutan secara tuntas sangat penting, karena saat ini Jatim, dalam kondisi darurat limbah B3 dan butuh penyikapan sangat serius oleh semua pihak. "Tertangkapnya pembuangan limbah cair sembarangan ini makin menegaskan bahwa limbah B3 ini ancaman serius yang harus dihadapi dengan tegas," ujarnya.   Apalagi, faktanya sampai saat ini belum semua industri di Jatim yang punya limbah mau melaporkan limbah yang diproduksinya ke Pemprov Jatim, melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH). "Hanya sebagian kecil saja yang lapor secara reguler," tuturnya.   Gus Ipul lantas membeberkan data. Saat ini, volume limbah industri B3 di Jatim yang diolah baru sekitar 170 juta ton. Dari jumlah itu, 130 juta ton berasal dari kompleks PLTU Paiton di Probolinggo yang diolah sendiri karena mereka punya tempat pengolahan limbah resmi dan berizin.   Sementara 40 juta ton sisanya berasal dari berbagai industri di sejumlah daerah. Seperti Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan daerah lain.   Limbah 130 juta ton sendiri hanya berasal dari 180 perusahaan karena mereka inilah yang melapor ke BLH. Padahal, di jatim jumlah industri baik yang kecil, menengah dan besar mencapai 800 ribu. Potensi limbah yang dihasilkan diperkirakan di atas 300 juta ton. "Ini yang harus kita cari kemana mereka menempatkan limbahnya," tegasnya.   Karenanya, Gus Ipul minta tim dari BLH yang turun segera memastikan kandungan limbah cair yang dibuang di sungai kawasan Rusunawa Romokalisari. Termasuk memastikan asal limbah yang disebut berupa oli bekas itu dari pabrik mana. Apalagi, ada yang menyebut bahwa limbah tersebut berasal dari luar negeri.   "Itu penting dan sangat sensitif. Wong ngurusi limbah sendiri saja kita masih belum mampu. Apalagi limbah yang katanya dari luar negeri itu harus dicek kebenarannya. Karena data dari BLH, sampai hari ini belum ada impor oli bekas masuk ke Jatim," jelasnya.   Sementara untuk warga Rusunawa Romokalisari yang menjadi korban limbah cair B3, Gus Ipul minta diberi penanganan cepat dan perhatian sangat serius. "Biaya pengobatannya juga harus dibebaskan," tandasnya. (Bmw)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait