Umum

Nuswantara, Eksistensi Bhinneka Satu Dalam Museum

Portaltiga.com - Hari Museum Indonesia yang diperingati setiap 12 Oktober merupakan hasil deklarasi insan permuseuman pada tahun 2015. Penetapan tanggal tersebut berdasarkan momen penting bagi sejarah permuseuman di Indonesia ketika diselenggarakannya Musyawarah Museum se-Indonesia pertama yaitu pada 12 hingga 14 Oktober 1962 di Yogyakarta dimana pada pertemuan tersebut dihasilkan beberapa resolusi yang menjadi dasar dalam memajukan museum.

Peringatan Hari Museum Indonesia merupakan bentuk eksistensi museum di tengah masyarakat. Sesuai dengan definisinya, sebagai lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi dang mengkomunikasikannya kepada masyarakat, museum memiliki 3 tujuan utama yaitu pendidikan, pengkajian, dan kesenangan. Oleh karenanya penting bagi museum di Indonesia untuk selalu berupaya mengembangkan diri agar perannya benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.

Memperingati Hari Museum Indonesia 2019, House of Sampoerna bekerjasama dengan Asosiasi Museum Indonesia Daerah Jawa Timur (AMIDA JATIM) yaitu Museum Negeri Provinsi Jawa Timur Mpu Tantular, Museum Kambang Putih Tuban, Museum Etnografi dan Pusat Kajian Kematian FISIP Universitas Airlangga, Museum Panji Malang, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur menggelar pameran foto, naskah, arsip kuno dan karya seni instalasi bertajuk Nuswantara melalui satu rangkaian acara bertema "Bhinneka Satu", yang diselenggarakan sejak tahun 2017. Bhinneka Satu merupakan acara tahunan yang mengangkat sejarah keberagaman dan persatuan bangsa Indonesia yang perlu dipertahankan keberlangsungannya.

Tema Nuswantara diangkat sejalan dengan tema besar Peringatan Hari Museum Indonesia 2019 yaitu Museum Menyatukan Keberagaman. Pameran yang akan dibuka oleh Fitra Arda, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Museum  pada 5 Oktober 2019 akan berlangsung hingga 24 November 2019. Dalam penyelenggaraannya House of Sampoerna didukung pula oleh berbagai pihak, termasuk Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementrian Pariwisata, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Arsip Nasional Republik Indonesia, Museum Nasional, Museum Pos Indonesia, Balai Konservasi Borobudur, Media Jawa Pos, para kolektor, Dus Duk Duk dan Seniman Indonesia Grace Tjondronimpuno. Sebanyak lebih dari 150 koleksi ditampilkan untuk mengelaborasikan sejarah Nusantara.

Museum tidak saja sebagai ruang tempat melestarikan kebudayaan dan edukasi tetapi sekaligus juga sebagai ruang rekreasi yang menyenangkan (edutaimen). Disamping itu Museum juga merupakan ruang publik dalam pemajuan kebudayaan, tempat bertemunya masyarakat dari berbagai latar belakang ujar Fitra Arda, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman

Dwi Cahyono selaku Ketua Asosiasi Museum Indonesia Daerah Jawa Timur menambahkan Dengan adanya pameran ini, museum Jawa Timur dapat berperan aktif dalam memajukan kebudayaan bangsa, semakin mendekatkan diri ke masyarakat dan menjadi pintu gerbang kebudayaan bangsa

Manager House of Sampoerna, Rani Anggraini, mengatakan, penyelenggaraan pameran ini diharapkan dapat menambah wawasan akan sejarah Indonesia sebagai negara kepulauan, dimana letak geografis kepulauan bukanlah penghalang bagi sebuah kejayaan dan persatuan bagi Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku dan budaya.

Menjalankan fungsi museum, acara ini adalah bentuk partisipasi kami dalam melestarikan dan mengkomunikasikan warisan budaya, selain turut mendorong museum sebagai salah satu destinasi wisata kota, kata Rani.(fey/fey)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait