Umum

Melacak Jejak Tokubetsu Keisatsutai, Polisi Istimewa Bentukan Jepang

Portaltiga.com - Polisi Istimewa sebagai satuan elit keamanan bentukan Jepang dengan nama Tokubetsu Keisatsutai, berdiri kukuh untuk mempertahankan berkibarnya sang Merah Putih di Coen Boulevard (sekarang Jl. Dr Soetomo) setelah diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia. Pada 21 Agustus 1945, mereka juga memproklamirkan diri sebagai Polisi Republik Indonesia (PRI). Dengan persenjataan memadai serta kemampuan tempur yang terlatih, Polisi Istimewa di bawah komando Mohammad Jasin menjadi ujung tombak dalam pertempuran 3 hari (28-30 Oktober 1945) di Surabaya. Pada titik-titik konfrontasi seperti gudang senjata Don Bosco (berlokasi di Jl. Tidar), markas Kempetai (yang sekarang menjadi kompleks Tugu Pahlawan), serta markas Kaigun (daerah Embongwungu dan Gubeng), Polisi Istimewa selalu mengawal perjuangan Indonesia dengan berada di garis depan. Memuncaknya gejolak pertempuran di Surabaya dengan terbunuhnya Jendral AWS Mallaby, membuat Polisi Istimewa semakin meningkatkan kesiagaan untuk menghadapi segala kemungkinan yang dapat terjadi. Pertempuran 10 November 1945, menjadi panggung pembuktian cita-cita Indonesia menjadi bangsa merdeka. Peran Polisi Istimewa pada periode ini dalam mempertahankan kota dari gempuran Sekutu sangatlah signifikan. Perlawanan sengit di beberapa sektor pertempuran membuat Sekutu kewalahan. Meskipun pada 28 November 1945, dengan tak terelakan Sekutu dapat menduduki Surabaya, perjuangan Polisi Istimewa tetap dikenang sebagai barisan terdepan yang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Melalui program tematik tur Surabaya Heritage Track (SHT) Barisan Kemerdekaan yang diadakan selama tanggal 19 November 12 Desember 2019, trackers akan diajak untuk menelusuri rangkaian aksi heroik Polisi Istimewa Surabaya dengan mengunjungi tempat bersejarah terkait, salah satunya gedung Polrestabes Surabaya, Penjara Koblen dan Polsek Bubutan. Tur tematik SHT diselenggarakan pada periode-periode tertentu guna memperkenalkan sejarah kota Surabaya serta berbagai bangunan dan kawasan yang memiliki nilai sejarah tinggi. Tur SHT dapat dinikmati oleh wisatawan secara cuma-cuma. Melalui berbagai tur SHT, trackers tak hanya dapat menikmati berbagai bangunan cagar budaya, namun juga mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru.(fey/fey)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait