Headline

Mahasiswa UNAIR Tawarkan FIlter Cakep Untuk Serap Bakteri Dan Logam Berat Pada Air

Baca Juga : Halal Bihalal IKA Unair, Khofifah Berpesan Seperti Ini

Portaltiga.com - Kandungan logam berat dalam air sungai di kawasan Kenjeran, Kota Surabaya, masih melampaui ambang batas. Dampaknya, tubuh ikan yang hidup di perairan itu juga mengandung logam berat di atas ambang batas pula. Padahal, toksisitas logam berat mengakibatkan kematian ikan dan masalah kesehatan yang serius bagi manusia yang mengkonsumsi ikan tersebut. Pandangan lain, ikan-ikan hias di seluruh dunia mengalami gangguan kesehatan, bahkan kematian akibat infeksi bakteri patogen. Diilhami persoalan itulah mahasiswa Universitas Airlangga berhasil melakukan kreativitas dengan membuat alat penyerap toksisitas itu. Alat tersebut dinamai "Filter cakep", kependekan dari "Filter Cangkang Kerang Perna viridis". Keunggulan filter ini dibandingkan filter pada umumnya adalah bahan penyerap filter menggunakan chitosan cangkang kerang hijau (Perna viridis), yang dapat menyerap logam berat, membunuh bakteri patogen, menyaring kotoran (feses) dan sisa pakan, serta menyuplai oksigen terlarut dalam air media pemeliharaan. Keberhasilan dalam inovasi tersebut dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) berjudul "Filter Cakep: Filter Air Anti Bakteri Dan Logam Berat Berbahan Dasar Cangkang Kerang Hijau (Perna viridis)". Atas bimbingan dosennya, Boedi Setya Rahardja, Ir., MP., proposal ini lolos seleksi dan memperoleh dana hibah pengembangan dari Kemenristekdikti dalam program PKM 2018. "Kami bersyukur bisa menawarkan sesuatu, semoga bermanfaat bagi mengatasi permasalahan ini," kata Zakiyatussany, ketua tim PKMK kepada portaltiga.com, jumat (29/6/18). Tim PKMK ini juga beranggotakan Nur Fitria Firmaningrum dan Nisrina Husniah Hana Khalda, ketiganya mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) UNAIR. Diterangkan oleh Zakiyatussany, chitosan yang terdapat di pasaran pada umumnya berasal dari cangkang udang dan kepiting, tentu harganya mahal. Bahan penyerap filter pada umumnya berupa karbon aktif dan batu-batuan yang tidak dapat digunakan dalam jangka panjang. Karena itu dalam "FILTER CAKEP" ini telah dirangkai dan disertai panduan, sehingga memudahkan konsumen dalam penggunaannya. "Filter ini efektif digunakan untuk akuarium berukuran maksimal 60 Cm dan kolam maksimal bervolume 60 liter," kata Zaki, mahasiswa FPK angkatan 2016 ini. Artinya, lanjut Zaki menerangkan, dalam setiap 60 liter air itu sebaiknya terdapat satu "FILTER CAKEP". Jika kolam bervolume 120 liter maka sebaiknya terdapat dua filter. Produk "Filter Cakep" ini sudah dipasarkan di masyarakat secara eceran dengan kemasan cantik menggunakan kardus dengan harga Rp 50.000. Dalam setiap kemasan "Filter Cakep" terdiri dari chitosan cangkang kerang hijau 20 gr, wadah filter, outlet, batu pemberat, busa filter, karbon aktif (bonus), batu aerasi, selang (untuk batu aerasi), dan buku panduan. Tambahan pemberian bonus berupa karbon aktif diharapkan dapat menarik minat calon pembeli. Apalagi, Filter Cakep juga telah dirangkai dan disertai panduan dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan Inggris, sehingga dapat memudahkan konsumen dalam penggunaannya. "Filter ini efektif digunakan selama satu tahun, dan sebaiknya dibersihkan setiap minggu atau sesuai kebutuhan," pungkas Zaki. (doy/tea)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait