Olahraga

Lustrum ke-6 FTP UKWMS Bagian Pertama: Lomba Menyusun Bekal Makan Anak SD

Portaltiga.com, SURABAYA - Banyak kasus keracunan makanan, gangguan pencernaan dan diare diderita oleh anak-anak akibat mengkonsumsi makanan tidak sehat. Bekal makan di sekolah yang sarat gizi dan mudah dikonsumsi oleh anak-anak adalah solusi yang ideal. Membawa bekal ke sekolah bisa mencegah anak-anak jajan sembarangan dan mengkonsumsi makanan yang tidak bergizi maupun mengandung bahan kimia yang tidak aman. Di sisi lain, bekal sekolah bisa mengajarkan anak-anak untuk tidak boros, sekaligus mempererat hubungan antara orang tua dan anak. Harapannya tentu dengan dibekali, anak merasa diperhatikan dan orang tua juga memiliki kontrol terhadap kebiasaan makan anak. Kontrol tersebut perlu, karena anak sekolah usia 6-12 tahun berada pada masa pertumbuhan dan belum memiliki pengetahuan yang cukup untuk memilih makanan yang sehat bagi dirinya. Namun, menyusun bekal makan anak sekolah dasar yang ideal membutuhkan komitmen dan pengetahuan pangan yang cukup baik dari orang tua. Jaman yang menuntut segalanya dipersiapkan dengan cepat membuat banyak orang beradaptasi dengan beralih ke menu makanan instan yang gizinya tidak terjamin. Belum lagi selera makan anak yang berbeda-beda, makanan yang sehat belum tentu menarik bagi mereka. Daripada anak tidak makan, orang tua terkadang hanya menyiapkan bekal makanan kesukaan anak yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan gizinya. Inilah mengapa kita perlu belajar, karena menyusun bekal anak sekolah ternyata bukanlah perkara mudah, ungkap Ir. A. Rulianto Utomo MP selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Jurusan Teknologi Pangan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (FTP- UKWMS). Dalam rangka merayakan Lustrum ke-6 alias 30 tahun berdirinya FTP UKWMS, diadakan rangkaian acara mulai dari Lomba Menyusun Menu Bekal Makan Anak Sekolah Dasar, Food Expo Produksi Mahasiswa, Pelatihan Pembuatan Krupuk, Kefir dari buah tropis, pengemasan dan perijinan, serta berbagai kuliah umum dengan topik menarik seputar pangan yang berpuncak pada selebrasi akademik dalam bentuk 2nd International Food Conference. Tepat sehari setelah Hari Pangan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober, lomba menyusun menu bekal makan anak sekolah dasar diselenggarakan di Plaza St. Agustinus lantai satu Kampus Dinoyo UKWMS. Total ada 65 peserta lomba yang menyajikan aneka bentuk bekal makan anak sekolah menggunakan berbagai macam bahan. Ada yang menonjolkan lokalitas dengan menggunakan nasi jagung untuk membuat nasi kuning, tidak sedikit pula yang memanfaatkan lembaran rumput laut ala Jepang yang lazim disebut Nori untuk hiasan. Peserta datang dari angkatan 2013 hingga 2016 mahasiswa FTP UKWMS hingga karyawan di lingkup Yayasan Widya Mandala. Cukup kaget juga melihat antusiasme peserta dalam menyiapkan dan menghias bekal makan yang mereka sajikan. Beberapa perlu dihargai lebih, karena memperhatikan tata cara pengolahan pangan yang benar. Misalnya untuk sayur yang disajikan warnanya tetap hijau, karena direbus sebentar dengan menggunakan sedikit garam sehingga meskipun matang, zat klorofilnya terjaga, ujar Indah Epriliati, STP., M.Si.,Ph.D selaku satu dari tiga juri yang menilai. Peraih Juara 1 untuk lomba menyusun bekal makan untuk anak sekolah dasar adalah tim yang terdiri dari dua orang karyawan Sekolah Pascasarjana UKWMS, yakni Reinske Anggun Mulia dan Marjoriete Novianri Maitimu (Rita). Mereka menyusun menu yang terlihat apik dan menarik dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di kulkas rumah. Nasinya dikepal dengan minyak zaitun, lalu dibungkus  nori dan dibentuk seperti karakter kartun Shaun The Sheep. Kemudian untuk lauknya kami menghindari goreng-gorengan, jadi mulai dari sosis sapi, brokoli, buncis, wortel direbus saja dengan sedikit garam. Untuk menambah protein, kami mengukus telur dalam cetakan puding sehingga bentuknya menarik. Caranya mudah kok, saat air kukusan mendidih, telurnya diceplok di atas cetakan dan dibiarkan hingga matang, jelas Reinske penuh semangat. Kami juga menaburkan abon sapi sebagai dasar pijakan domba-domba nasi kepal dan lauk sayur mayur ibaratnya menjadi rerumputan, tambah Rita yang menjelaskan bahwa mereka hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk menyusun menu bekal makan tersebut.

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait