Umum

Kunjungi PT Nestle, Komisi B DPRD Jatim Sampaikan Keluhan Petani Susu

Baca Juga : Komisi B DPRD Jatim: Pemerintah Harus Serius Berantas Rokok Ilegal, Jangan Hanya Menaikkan Cukai!

Portaltiga.com - Komisi B DPRD Jatim melakukan kunjungan PT Nestle di Kejayan Pasuruan Jawa Timur. Wakil rakat ini menyampaikan keluhan petani susu terkait harga yang terlalu murah. "Kami membawa pesan dan keluhan dari para petani susu. Minta tolong disampaikan agar harga susu ke petaninya bisa naik tidak lagi 5500, tapi dinaikkanlah," kata Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim Amar Saefudin saat kunjunhan ke Pabrik Nestle, Jumat (18/7/2020). Amar juga menyampaikan, kemitraan bisa ditingkatkan agar langkah kerja sama yang selama ini terjalin makin meningkatkan kesejahteraan peternak dan petani susu. "Kita sangat apresiasi atas kemitraan yang sudah dilakukan, yang dilakukan oleh Nestle sehigga petani susu makin hari makin baik ekonominya. Namun Sebagai wakil rakyat tentu kami berharap seperti yang dititipkan ke kami agar kemitraan dengan petani susu bisa ditingkatkan lagi," ungkap Politisi PAN ini. Dalam kunjungan ini, rombongan Komisi B bersama Kepala Dinas Peternakan Pemprov Jatim Drh Wemy Niamawati diterima sejumlah Direksi PT Nestle. Komisi B yang hadir wakil ketua komisi B M Mahdi, serta anggota komisi B lainnya Go Tjong Ping, Rohani siswanto, Daniel Rohi, Erma Susanti, Dr Agung Mulyono, Ufiq Zuroida, Prayana Yudha, Mirsa Ananta, Dwi Hari cahyono, Achmad Amir Aslichin, dan Ahmad Iwan Zunaih. Sementara itu, Daniel Rohi mengatakan keluhan para petani susu ini adalah hal yang wajar mengingat di masa pandemi ini banyak komponen ternak yang naik. "Dari kunjungan kami ke peternak sapi perah. Semuanya mengeluh kepada kami bahwa saat ini biaya untuk peternak juga mengalami kenaikan. Jadi wajar kalau pesan ini harus kami sampaikan kepada pihak Nestle yang selama ini membeli susu dari peternak yang berharap harga susunya bisa dinaikkan. Jangan landai-landai saja tapi sewaktu waktu ada kejutan kenaikan harga lah," ungkap Daniel. Sedang Erma Susanti anggota Komisi B dari PDIP menilai perlu adanya elemen elemen baik secara produksi atau transportasi dari petani ke pabrik yang bisa diefisiensikan agar harga ke petani bisa naik dari 5500 menjadi lebih tinggi. "Kalau memang bisa kita berharap ada dari unsur unsur produksi dan transportasi yang bisa diefisiensikan sehingga harganya bisa dinaikkan," kata Erma. Mendapat keluhan tersebut, Debora R Tjandrakusuma, Corporate Affairs Director, menegaskan bahwa saat ini susu segar petani sampai ke pabrik dihargai sebesar Rp6000 dan harga ini adalah rate dalam kondisi apa pun. Ada beberapa pola yang kita lakukan agar para petani susu ini tetap bisa stabil usahanya. "Misal saat harga susu di pasaran turun, kita tidak ikutan menurunkan, tapi tetap membeli dengan harga yang sebelumnya. selain itu kita juga ajak mereka menaikkan hasil produksinya. Misalnya biasanya perhari cuman 10 liter kita dorong untuk memproduksi hingga 13 liter sehingga penghasilan juga meningkat," kata wanita yang sudah bergabung di Nestle sejak 1984 ini. Kemitraan ini, kata Debora, tidak hanya terkait hasil susu, Nestle juga memberi bantuan untuk pengolahan limbah dan sampah dari sapi. "Kita juga bantu untuk pemanfaatan biogas untuk memasak, pemanfatan pupuk untuk petani bisa manfaatin menanam sayuran. Sehingga lingkungan tetap bersih hijau dan baunya tidak mengganggu lingkungan. sekaligus menghemat juga untuk biaya memasak dan belanja," terang dia. Ada lagi bantuan dana untuk membeli alat alat untuk pakan ternak seperti alat potong rumput pakan ternak yang nantinya dikembalikan secara mencicil dengan waktu tertentu. Juga alat pendingin susu yang masuk kandang agar susu lebih fresh. Serta sinergi teknologi sederhana untuk mendukung peternakan sapi perah yang simple, terjangkau, profitable. Terkait situasi pandemi Covid, lanjut Debora, tidak berpengaruh pada pembelian susu dari petani. Pihak Nestle tetap menampung 9000 ton susu 24 jam dari peternak tanpa henti, "Saat Covid kami tidak mengurangi pasokan susu, sehingga petani susu tidak terpengaruh oleh Covid. Namun hanya ada tambahan protokol kesehatan untuk proses pembawa susu yang masuk pabrik," ungkap Debora. Dari data yang ada, Januari Nestle menampung 624 ton, sekarang malah 700 ton. "Terkait usulan kenaikan harga beli susu sesuai harapan petani, tetap jadi masukan buat kami untuk nantinya jadi pertimbangan kedepan," pungkas dia. (ars/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait