Intermezzo

Kecewa Pemerintah, Dua Perusahaan Pelayaran Di Jatim PHK Massal Karyawannya

portaltiga.com: Angka pengangguran di Jawa Timur (Jatim) akan bertambah, seiring banyak perusahaan yang gulung tikar. Terbaru, 2 perusahaan swasta pelayaran yang melayani penyeberangan Ujung (Surabaya)-Kamal (Madura) akan mem-PHK mayoritas karyawannya jika usulan penutupan Dermaga Ujung-Kamal disetujui pemerintah. Dua perusahaan tersebut adalah PT Dharma Lautan Utama (DLU) dan PT Jembatan Nusantara (JN). Selain itu, masih ada satu lagi perusahaan milik negara (BUMN), PT ASDP yang setuju PHK, karena tak mampu lagi bersaing dengan Jembatan Suramadu dan tinggal meminta persetujuan dari pemerintah. "Saat ini, tinggal satu armada feri milik PT DLU yang beroperasi di penyeberangan Ujung - Kamal. Kalau Pemerintah menyetujui ditutup, kita akan pindah ke cabang lintasan penyeberangan di daerah lain," kata Manager PT DLU Cabang Ujung, Listyono Dwi Tutuko kepada wartawan di Surabaya, Selasa (16/2). Sebelum ada Jembatan Suramadu, PT DLU mengerahkan 5 armada feri di lintasan penyeberangan Ujung-Kamal. Satu persatu armada ferinya itu, dipindahkan ke lintasan penyeberangan di daerah lain karena terus merugi menyusul dioperasikannya Jembatan Suramadu hingga kemudian menyisakan dua armada feri di Ujung - Kamal. Pada April tahun lalu, satu armada feri PT DLU terpaksa dipindah ke lintasan penyeberangan Lombok Timur karena biaya operasional dirasa semakin berat. Ini karena mayoritas pengguna jasa beralih semuanya lewat Jembatan Suramadu. "Sekarang ya tinggal satu armada feri ini. Jika penyeberangan Ujung-Kamal ditutup, ya kita pindahkan ke lintasan lain. Sekarang masih sedang kita tawar-tawarkan di lintasan daerah mana cabang DLU yang membutuhkan armada feri, " paparnya. Ketika satu armada ferinya yang tersisa ini dipindahkan ke lintasan lain, Listyanto memastikan bakal banyak karyawan yang dirumahkan. Seperti ketika April 2015 memindahkan armadanya ke Lombok Timur. "Cuma karyawan bagian ABK yang dibawa seluruhnya. Sedangkan kru darat kita cuma mebawa dua orang. Sebab kru darat lainnya sudah tersedia di Lombok Timur," ujarnya, mencontohkan. Hal senada diungkapkan Manager PT JN, Samsul Bahri. Dalam sejarah dioperasikannya penyeberangan Ujung - Kamal, PT JN tercatat yang paling banyak mengerahkan armadanya. "Sebelum ada Jembatan Suramadu, kita kerahkan 8 armada feri yang beroperasi di sini," tuturnya. Namun, saat ini PT JN hanya menyisakan satu armada feri yang beroperasi di penyeberangan Ujung-Kamal. Sama dengan PT DLU, ketika harus memindahkan armada ferinya ke lintasan cabang di daerah lain, PT JN juga terpaksa merumahkan puluhan kru daratnya. "Sebenarnya kita kasihan karena mereka punya keluarga. Tapi mau gimana lagi. Konsekuensinya kita harus memutus kru darat karena di lintasan yang baru sudah tersedia," jelas Samsul. (Bmw)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait