Politika

Kapolda Jatim Turunkan Tim Selidiki Gerakan Gafatar

Surabaya -  Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur menyatakan sudah menerjunkan tim untuk mengumpulkan informasi terkait Gafatar di Jatim setelah ramai berita hilangnya Dokter Rica diduga terkait Gafatar di Yogyakarta. Kapolda Jatim, Irjen Pol Anton setiadji meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada terkait dengan paham radikalisme khususnya organisasi Gafatar. "Deteksi itu lid (penyelidikan). Belum bisa disampaikan seperti apa lidnya," ujarnya. Ia menjelaskan,  sementara ini organisasi Gafatar masuk kategori organisasi radikal seperti kelompok-kelompok gerakan keagamaan lainnya. Kendati begitu, dia melihat gerakan Gafatar belum besar pengaruhnya terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat. "Belum signifikan," ujarnya. Sebagai langkah antisipasi, Polda Jatim terus melakukan pemantauan terhadap gerakan Gafatar di Jatim. Kepolisian juga akan mengecek izin organisasi tersebut. "Oleh karena itu, Saya (Kapolda Jatim - red) minta kepada  masyarakat jangan resah dan terpengaruh dengan isu ini," tegasnya. Terkait laporan gafatar yang masuk di Polda Jatim ia mengatakan Polda belum menerima laporan resmi terkait hilangnya mahasiswa ITS, Erri, yang diduga akibat pengaruh Gafatar, atau kasus-kasus serupa lainnya. "Belum ada laporan, Namun pihaknya  tetap melakukan penyelidikan terhadap hilangnya Mahasiswa ITS,  Erri apakah sama kasusnya seperti di Jogjakarta,"ujarnya. Sementara itu, Kabid Humas Polda Jatim Kombes RP Argo Yuwono menambahkan, hilangnya Erri memang dilaporkan pada Agustus 2015 lalu. Polisi sudah menindaklanjuti dengan mengirim profil orang hilang ke jajaran bawah. Namun hingga saat ini tidak ada kabar. "Nah, kemudian baru muncul informasi orang hilang terkait organisasi itu (Gafatar). Tentu kami masih dalami lagi kasusnya,"ujarnya. (Dik)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait