Umum

Kantin Sekolah Sumber Nutrisi Siswa, Bukan Sumber Penyakit

Baca Juga : Samakan Visi Misi Pendidikan, Perguruan Raudlatul Jannah Adakan Orientasi Untuk Wali Murid

Portaltiga.com - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi mengatakan kebersihan kantin sekolah harus betul-betul diperhatikan untuk mencegah terjadinya penyakit menular seperti hepatitis A atau demam tifoid. Prof Samsuridjal dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (1/9/2019), menyebutkan kantin sekolah yang tidak bersih dapat menularkan bakteri atau virus kepada siswa sekolah melalui makanan yang bahkan bisa menyebabkan kasus kejadian luar biasa suatu penyakit. "Kami mengimbau agar kantin sekolah mendapat perhatian, jangan anak kita sekolah lalu sakit karena penularan penyakit terjadi di kantin. Kasus KLB hepatitis A pada umumnya terjadi di sekolah atau di kampus," jelas Prof Samsuridjal seperti dikutip dari Antara. Dia menerangkan kebersihan dari kantin, kebersihan penjamah makanan, dan penggunaan serta ketersediaan air bersih di kantin menjadi hal penting yang harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya penularan melalui makanan. Menurut Samsuridjal, anak sekolah biasanya senang membeli makanan di sekolah tanpa mempedulikan kebersihan dari makanan dan minuman yang dikonsumsi. Padahal, makanan tidak bersih yang dijual di kantin sekolah berisiko menjadi sumber penularan kepada banyak siswa. "Ini menjadi kerja bersama semua pihak, bagaimana agar setidaknya penjual makanan di kantin harus mengetahui mengenai keamanan makanan yang dijualnya dan kebersihannya," kata Prof Samsuridjal. Dia juga menjelaskan bahwa di negara-negara maju keberadaan kantin sekolah justru menjadi sumber nutrisi untuk meningkatkan gizi anak sekolah. Penyakit hepatitis A dan demam tifoid atau tifus merupakan penyakit yang diakibatkan oleh bakteri dan virus yang menular pada manusia melalui makanan. Infeksi hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A, dan merupakan penyakit endemis di beberapa negara berkembang. Penularannya umumnya terjadi karena pencemaran air minum, makanan yang tidak dimasak, makanan yang tercemar, dan sanitasi yang buruk. Beberapa kejadian luar biasa (KLB) hepatitis A dilaporkan terjadi di berbagai wilayah Indonesia, misalnya di Bogor Jawa Barat pada tahun 1998, Jember dan Bondowoso Jawa timur pada tahun 2006, Tangerang pada tahun 2007, Yogyakarta pada tahun 2008 dan Ngawi Jawa timur pada tahun 2009. Pada September 2018 KLB Hepatitis A di DlY dilaporkan terjadi pada 50 orang dan Januari 2019 pada 30 orang. Kasus KLB hepatitis A paling baru terjadi di Pacitan Jawa Timur yang menyebabkan hingga lebih dari 100 orang terserang penyakit tersebut. (ant/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait