Intermezzo

Jika Tak Aman, 904 TKI Asal Jatim Dievakuasi Dari Qatar

Portaltiga.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim siap mengevakuasi 904 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Jatim yang bekerja di Qatar, menyusul terjadinya krisis atau pemutusan hubungan diplomatik oleh negara-negara Teluk Arab terhadap Qatar.   Langkah tersebut, sebagai bentuk komitmen Pemprov Jatim yang melindungi kepada Warga Negara Indonesia (WNI) asal provinsi setempat yang saat ini berada di Qatar.   "Kami sudah siapkan langkah-langkah agar WNI asal Jatim yang sekarang tinggal di Qatar. Evakuasi akan dilakukan jika kondisi disana tidak aman," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim Setiajit ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Rabu (14/6).   Pemprov, menurutnya, terus berkoordinasi dengan KBRI di Qatar untuk menanyakan kondisi terkini di sana. Dari laporan yang diterima, sampai saat ini kondisinya masih dinyatakan aman dan belum ada masalah.   "KBRI, juga sudah mengimbau kepada WNI di sana agar siap dievakuasi kemudian dipulangkan jika sewaktu-sewaktu terjadi yang membahayakan," ujarnya.   Bahkan, pihaknya sudah menyiapkan posko di sini untuk selanjutnya dipulangkan ke daerah asalnya. "Yang pasti, kami selalu kontak dengan KBRI menindaklanjuti setiap peristiwa yang terjadi," tegasnya.   Pihaknya mencatat terdapat 904 orang WNI asal Jatim yang sedang bekerja dan mencari nafkah di Qatar, termasuk telah melaporkannya ke Gubernur Jatim Soekarwo, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Kepala BNP2TKI Nusron Wahid.   "Kami mengirim surat kepada pemerintah pusat melalui Gubernur untuk memohon perlindungan lebih, jika situasi politik semakin memburuk di Qatar maka harus dievakuasi lebih dulu, terutama jika sewaktu-waktu terjadi kondisi membahayakan jiwa," ucapnya.   Selain itu, mantan Kabiro Organisasi Setdaprov Jatim tersebut menegaskan bahwa TKI Jatim yang berada di Qatar mayoritas adalah pekerja legal dengan berbagai berprofesi antara lain pekerja konstruksi dan pekerja kilang minyak, sopir, dan lainnya.   "Ada yang menjadi pembantu rumah tangga (PRT), tapi jumlahnya tidak banyak," kata pejabat eselon II yang sempat menjadi staf ahli Gubernur Jatim tersebut. (Bmw)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait