Politika

Ini Missing Link Partai Politik dan Mahasiswa

Baca Juga : Mantan Wartawan di Kediri Nyaleg, Full Support UMKM

Portaltiga.com - Mahasiswa merupakan garda depan dan agen perubahan dari zaman ke zaman, mulai dari 1966 ke 1998. Mahasiswa era Orde Lama dilarang berpolitik praktis agar lebih netral tapi sekarang berubah, mahasiswa yang berpikir demokratis menjadi penyumbang energi sebuah partai politik. Tema inilah yang tertuang dalam dialog publik "Peran Mahasiswa Dalam Pesta Demokrasi" yang diadakan partai Nasdem di kantor Bappilu Partai Nasdem Jatim Jl Arjuno 142 Surabaya, Jumat( 8/12/2018). Ini merupakan agenda jadwal partai Nasdem merayakan ulang tahun ke-7 yang diselenggarakan salah satu underbownya yaitu Komite Wilayah Liga Mahasiswa Nasdem Jawa Timur. Tak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa sudah ikut berpolitik sejak lama, tiap partai diyakini mempunyai lini sayap organisasi mahasiswa macam GMNI, HMI dan lainnya. Prokontra juga menghiasi gerakan mahasiswa, mereka bergerak masif saat reformasi tapi setelah itu terjadi degeneratif dan hilang begitu saja. "Ini ada missing link antara mahasiswa dan partai, warisan Orba masih melekat. Mahasiswa menganggap partai politik saat itu hanyalah antek pemerintah. Mahasiswa lebih suka berjuang independen dan gerakan bawah tanah di lapangan. Kita butuh rehabilitasi partai agar tidak menjadi sarang elite korup. Saya memberikan saran kepada adik-adik mahasiswa berusaha ikut menghidupkan partai tapi bukan hidup dari partai," kata Airlangga Pribadi Kusman salah pembicara dari dosen ilmu politik FISIP Unair. Sejurus dengan itu, ada pembenaran dari politisi dari Nasdem yaitu Insan Kamil. Menurut Kamil bahwa dirinya menjadi aktivis selama 18 tahun tapi baru masuk ke partai baru 2 tahun ini. "Paradigma partai politik itu sangatlah kotor, mindset itu tertanam di otak mahasiswa. Ada paradoks dalam partai politik saat itu, pemusatan kekuasaan ada di sana. Saya hanya menyarankan adik-adik mahasiswa ikut ambil bagian dalam partai politik bukan berarti karena saat ini saya jadi caleg tapi strategi politik yang berubah jaman sekarang," tutup Insan Kamil. Itu perlunya adanya mahasiswa sebagai faktor X dalam partai politik, karena memasuki demokrasi perlu mesin yang membuat terus hidup dan semarak. (fey/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait