Intermezzo

Hadir Di Rakor GBBS, Luhut Bertemu Risma

  Portaltiga.com-Ditengah kesibukannya sebagai pembantu Presiden, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Jend TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan menyempatkan diri hadir dalam Rapat Koordinasi antara pusat dan daerah soal penerapan program Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) di Balai Kota Surabaya, Selasa (06/12/12). Dalam rakor tersebut, Luhut B. Panjaitan bertemu langsung dengan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Dalam sambutannya, Menko Bidang kemaritiman RI mengatakan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia mendorong pemerintah daerah untuk datang ke Surabaya guna belajar perihal pengelolaan sampah. Surabaya dinilai menjadi contoh bagus dalam penerapan program Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) yang dicanangkan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia. Surabaya merupakan salah satu kota terbaik diantara kota-kota besar di Indonesia dalam hal menjadikan lingkungan kota menjadi lebih bersih dan asri, serta mendorong warga kota lebih ramah dan murah senyum.ujarnya, dihadapan petinggi Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya, serta 50 Kepala Daerah yang hadir dalam Rakor GBBS, di Balai Kota Surabaya, Selasa (06/12/12) Ia menambahkan, kita jangan belajar ke luar negeri melulu. Study tour nya ke Surabaya saja. Surabaya ini kota besar tetapi pengelolaan kebersihan kota nya bagus. Termasuk pemanfaatan sampah menjadi listrik. Karenanya, Surabaya bisa menjadi tempat untuk belajar. Menteri Luhut menegaskan, bangsa ini dihadapkan pada masalah serius terkait sampah. Bahkan, sebuah data menyebutkan, Indonesia hanya kalah dari Tiongkok dalam hal penghasil sampah. Bahkan, sampah-sampah tersebut tidak hanya berada di darat. Tetapi juga di kawasan perairan seperti pantai. Ironisnya, hasil penelitian menyebutkan bahwa sampah di laut tersebut dimakan ikan yang kemudian dikonsumsi manusia. Tentunya hal itu membahayakan kesehatan. Karenanya, Kemenko Bidang Kemaritiman menggaungkan program GBBS. Pemerintah RI, kata Luhut, sudah menargetkan kunjungan 20 juta wisatawan yang berkunjung ke Indonesia hingga tahun 2019 mendatang yang tentunya akan menjadi sumber penerimaan devisa bagi negara. Untuk mencapai itu, pemerintah sudah menetapkan 10 destinasi wisata prioritas seperti Danau Toba, Gunung Bromo, Pulau Komodo dan beberapa tempat eksotis lainnya di Indonesia. Tentunya budaya bersih dan senyum menjadi salah satu pendukung tercapainya target tersebut. Saya titip kepada Wali Kota dan Bupati untuk ikut menyukseskan program ini. Pemerintah daerah bisa ikut berperan. Kuncinya adalah keteladanan, sambung menteri kelahiran Toba Samosir, Sumatera Utara ini. Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengatakan, Indonesia sejatinya memiliki potensi yang luar biasa. Utamanya di bidang pariwisata. Akan sangat disayangkan bila potensi tersebut tidak bisa dioptimalkan karena terbentur masalah kebersihan. Indonesia itu kaya sekali. Sayang kalau kita nggak bisa ambil karena hal-hal semisal kotor atau warga yang nggak welcome. Padahal, dengan adanya turis, akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk bisa membudayakan kebersihan selaras dengan visi program GBBS, harus diawali dengan kedisplinan. Menurutnya, berbeda dengan kebakaran yang rasio terjadinya kemungkinan tidak setiap hari, tetapi sampah bisa setiap menit dibuang di sembarang tempat.ujar Risma. Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Risma juga memberikan kabar bahwa Surabaya menempati peringkat kedua di bawah Denpasar dalam peringkat indeks pariwisata Indonesia. Menurut wali kota, meski Surabaya tidak memiliki potensi wisata alam seperti daerah lain, tetapi kekuatan Surabaya ada pada MICE (Meeting Incentive, Conference/Convention and Exhibition) yang didukung kota yang bersih, warga yang welcome dan infrastruktur memadai. Kami terus mendorong agar kota ini memiliki daya tarik sebagai kota yang nyaman dan menyenangkan. Agar banyak orang tertarik datang ke Surabaya, ungkap Risma. (Trish)  

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait