Umum

Ekspor Hasil Pertanian Jatim Didukung Aplikasi Canggih I-MACE

Baca Juga : Halal Bihalal IKA Unair, Khofifah Berpesan Seperti Ini

Portaltiga.com - Berbarengan pelepasan ekspor komoditas pertanian Jatim di Terminal Petikemas Surabaya yang dihadiri oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pada Kamis (21/3/2019), juga hadir Sujarwanto yang mewakili Kepala Badan Karantina Pertanian menyerahkan aplikasi I-MACE(Indonesian Maps of Agricultural Commodities Export). Data dari aplikasi ini adalah real time lalu lintas ekspor di Jatim, harapannya ini dapat digunakan Pemprov sebagai landasan kebijakan pengembangan komoditas unggulan. Ini langkah riil sinergi Kementan dan Jatim. Aplikasi I-MACE akan sangat berguna memantau ekspor komoditas pertanian Jatim ke depannya karena dilihat potensi dan peluang yang besar dari Provinsi Jatim yang besar harus di optimalkan agar bermuara pada kesejateraan petani. Adapun total nilai ekspor komoditas pertanian tahun 2018 sebesar Rp. 44.036 Triliun, yang terdiri komoditas tumbuhan Rp. 32,9 Triliun dan komoditas hewan serta produk hewan Rp. 11,136 Triliun. "Komoditas ekspor asal tumbuhan didominasi oleh CPO, kopi, lada, tembakau, cengkeh dan kakao. Sedangkan komoditas hewan dan produk hewan didominasi oleh SBW, susu dan produk olahannya, bulu dan produk olahannya, dried specimens, domba potong, ular jali, pakan hewan ternak, kulit kadi, premix, dan serangga hidup," tambah Sujarwanto. Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Surabaya, Musyaffak Fauzi menjelaskan bahwa wilayah kerjanya sepanjang tri semester pertama tahun 2019 telah menerbitkan 9.468 sertifikat kesehatan karantina yang terdiri dari 8.339 PC ke-93 negara dan 1.129 HC ke-39 negara. Masing-masing dengan total nilai ekspor Rp. 10,8 triliun yang terdiri dari asal komoditas tumbuhan menyumbang Rp. 8,95 triliun sedangkan hewan dan produk hewan Rp. 1,88 triliun. "Berbeda dengan tahun 2018, ekspor tertinggi dari komoditas tumbuhan adalah tembakau, sedangkan di tahun 2019 ini apabila berdasarkan nilai ekonomi yang tertinggi adalah Kayu, walaupun berdasarkan volumenya tembakau tetap menduduki peringkat teratas," ujar Musyaffak Fauzi Musyaffak juga mengungkapkan satu komoditas unggulan yang emerging, yaitu SBW. Produk ini menempati urutan pertama dari sisi jumlah dan nilai ekonomi baik pada 2018 maupun 2019. Tercatat di triwulan pertama 2019, SBW ekspor asal Jatim berjumlah 4.923, 5 ton dengan nilai Rp. 1,8 triliun. Dan tidak tanggung-tanggung, SBW Jatimpun diterima di 12 negara tujuan ekspor, antara lain : Amerika Serikat, Australia, Cina, Denmark, Hong Kong, Jepang, Kanada, Malaysia, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.(fey/fey)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait