Olahraga

DPRD Apresiasi Pemerintah Jatim Menjaga Harga Bahan Pokok Tetap Stabil

Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur mengapresiasi langkah pemerintah provinsi Jatim dan kabupaten/kota dalam menjaga kestabilan harga bahan pokok selama bulan Ramadhan hingga lebaran usai di Jatim. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim, Anik Maslacha saat ditemui usai rapat paripurna di DPRD Jatim, Senin (10/7). Anik Maslacha yang merupakan politisi asal Fraksi PKB ini, memberikan contoh saat pihak komisi B melakukan sidak ramadhan di kediri menemukan kenaikan harga telur yang Harga Eceran Tertinggi (HET) antara 5 ribu - 10 ribu. Kemudian kenaikan harga telur di kediri langsung ditangani cepat oleh pemerintah provinsi dan kabupaten dengan menggelar operasi pasar, sehingga dengan penanganan cepat dari pemerintah harga telur kembali ke harga normal atau HET. "Langkah operasi pasar oleh pemerintah ini harus didukung karena bisa mengurangi para tengkulak yang mempermainkan harga pasaran, dan harga kembali normal,"ujarnya. Pihaknya juga meminta kepada pemprov untuk tetap menjaga  harga bawang putih,kedelai dan garam tetap stabil dipasaran, pasalnya saat ini cenderung mengalami kenaikan. Ini karena stok di lapangan sangat minim. Padahal Jatim selama ini, khususnya Pulau Madura nenjadi gudangnya garam. Tak terkecuali dengan beberapa di daerah di Jatim menjadi wilayah penghasil kedelai dan bawang putih. "Memang saya melihat kondisi ini sebagai keanehan. Karenanya, kami akan memanggil Disperindag, Dinas Pertanian dan Dinas Kelautan dan Perikanan mempertanyakan kondisi ini,"tegasnta Diakui untuk saat ini petani garam di Madura belum bisa memenuhi kebutuhan garam untuk perusahaan. Karenanya selama ini banyak impor dari Australia. "Tapi saya mendengar kini Dinas Kelautan Pertanian terus membuat terobosan agar petani Madura dapat memenuhi kebutuhan garam industri dan masyarakat,"ujarnya. Sedang soal kedelai dan bawang putih, kabarnya lahan dulu yang siap ditanami kini cenderung menurun unsur haranya. Akibatnya hasil panen yang didapat sangat minim. Dan ini perlu penelitian lebih lanjut. Anggota Komisi B DPRD Jatim, Subianto mengatakan bisa saja tanah yang ditanami jenuh karena pupuk yang digunakan dari bahan kimia. Untuk itu pemerintah harus menggalakan kembali pupuk organik sehingga unsur hara tanah bisa kembali. "Ini solusi utama agar lahan di Jatim produktif kembali,"tegas politisi asal Partai Demokrat ini (dra)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait