Intermezzo

Dari Berbagai Indikator, Gus Ipul Ungguli Kandidat Lain

    Portaltiga.com : Sejumlah tokoh politik harus bekerja keras untuk bisa memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jatim 2018. Jika tidak ada upaya yang lebih kongkrit, maka akan sulit menandingi Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (Gus lpul) yang makin tinggi elektabilitasnya.   Tingginya elektabilitas Gus Ipul diungkap Direktur Eksekutif Berpikir Institute, Romel Masykuri kepada wartawan di Surabaya, Rabu (12/4). "Sampai saat ini, hanya Gus Ipul yang bisa diproyeksikan memperoleh tingkat elektabilitas tertinggi calon gubernur," tegasnya.   Berdasarkan analisanya, dari berbagai indikator, Gus Ipul unggul dibanding sejumlah bakal calon gubernur lainnya. Indikator itu meliputi inkumbensi, popularitas, basis dukungan dan penerimaan partai. Dari empat indikator tersebut, Gus Ipul mendapat nilai rata-rata diatas 7.   Untuk indikator (prestasi, bersih, akuntabel), ungkapnya, ada empat orang yang bersaing ketat dalam perolehan poin. Gus Ipul menempati posisi tertinggi yakni 8. Tiga orang lainnya, yakni Azwar Anas (Bupati Banyuwangi) Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosi) dan Tri Rismaharini (Walikota Surabaya) mendapat jumlah poin yang sama dan berbeda dalam nilai per variabelnya.   Dalam indikator prestasi, lebih banyak diisi oleh kandidat petahana yang sudah memimpin dalan jabatannya lebih dari satu periode. Sedangkan, dalam indikator bersih merujuk pada kandidat yang memangku jabatan publik, namun tidak terindikasi tersangkut hukum.   Sementara untuk indikator akuntabilitas, juga terkait dengan bersih dengan poin yang berbanding. "Dari ketiga indikator ini, yang mendapat nilai rendah antara lain anggota DPR RI Emilia Contessa dan mantan Bupati Lamongan Masfuk," ujarnya.   Dari indikator popularitas, lanjuynya, ada dua kandidat yang mendapat nilai tertinggi (daerah, wilayah, nasional), yakni Gus Ipul dan Khofifah. Dua kandidat ini mendapat nilai tertinggi yakni 8, karena sudah lama berkiprah di dunia politik, baik nasional maupun daerah. "Keduanya sekarang juga memegang jabatan strategis di pemerintahan," tegasnya.   Untuk indikator basis dukungan (ekonomi, sosial, politik, region, Gus Ipul mendapat nilai tertinggi yaitu 8 lebih. Diikuti Azwar Anas dan Ketua DPRD Jatim Halim Iskandar. Tiga kandidat ini, sangat kuat basis dukungannya karena jaringan mereka dengan kelompok bisnis, organisasi masyarakat, partai politik (parpol) dan birokrasi sudah terjalin sejak lama dan terkelola dengan baik.   "Ketiganya sama-sama kader NU, dimana NU di Jatim memiliki basis massa kuat. Khofifah ternyata tidak cukup kuat dan sangat mungkin disebabkan karena kejenuhan mengikuti Pilgub Jatim dua periode berikutnya," jelasnya.   Sedangkan indikator penerimaan parpol, Romel Masykuri menyebut Gus Ipul tetap tertinggi nilainya, yakni 8 lebih. Faktor penerimaan tertinggi ini dikarenakan popularitas dan elektabilitasnya yang terus meningkat.   Pada kontestasi Pilgub 2008 dan 2013, basis pendukung Gus Ipul terus bertambah. Itu artinya, keterpilihan kandidat di mata pemilih meningkat. "Pertimbangan ini yang membuat parpol menerima, bahkan menawari secara terbuka untuk mencalonkannya sebagai cagub, meski bukan kader inti parpol," tuturnya.   Berdasar indikator tersebut, tambahnya, Gus Ipul memiliki nilai tertinggi, yakni 7.9375. Disusul Khofifah di tempat kedua dengan total nilai 7.479166667. Tempat ketiga Azwar Anas dengan nilai 6.916666667. "Risma justru berada di tempat keempat dengan nilai 6.854166667," tandasnya.   Analisa ini dilakukan selama bulan Pebruari hingga April 2017. Metode analisis yang digunakan adalah konversi hasil input sumber dalam skala interval 1-9 dengan 1-3 (lemah), 3-5 (sedang), 5-7 (kuat) dan 7-9 (sangat kuat). Kedua, penjumlahan nilai gabungan per indikator dengan nilai average.   Berpikir Institute mengambil data dari sumber resmi kementerian terkait penghargaan dan juga lembaga nasional dan internasional terhadap kinerja institusi pemerintah dan perseorangan. Kedua, hasil survei agreget yang dilakukan berbagai lembaga survei yang terdekat dan kredibel dalam rentan tahun 2004-2016.   Sumber data ketiga dari analisa media massa (rekam jejak figur) dan keempat analisa persepsi elit politik (wawancara dan opini elit di media massa). (Bmw)  

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait