Intermezzo

Bulan Juli, Hasan Aminuddin Putuskan Maju Di Pilkada Jatim 2018

    Portaltiga.com : Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jatim 2018 menarik sejumlah tokoh politik untuk maju sebagai bakal calon gubernur (bacagub) dan bakal calon wakil gubernur (bacawagub) Jatim. Salah satu tokoh itu adalah Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Hasan Aminuddin.   Kepada wartawan, Hasan mengaku akan memutuskan maju atau tidaknya sebagai bacawagub Jatim pada Juli 2017. Alasannya, semua mata dan telinga elit politik akan menuju Jatim pasca Pilkada DKI Jakarta tuntas sekitar Juni.   "Maju atau tidak sebagai bacawagub, baru saya putuskan bulan Juli nanti, sambil melihat perkembangan politik usai Pilkada DKI Jakarta," tegasnya di Surabaya, Kamis (23/3).   Hasan mengaku sudah mengukur kondisi yang ada ketika akan mencalonkan bacawagub. Secara realistis, partainya yakni NasDem hanya memiliki 4 kursi DPRD Jatim. Sehingga, tidak mungkin bisa mengusung calon gubernur sendiri.   "Saya kan sudah mengukur baju dan realistis saja. NasDem hanya punya empat kursi DPRD Jatim, sehingga yang cocok sepertinya baju calon wagub Jatim. Saya merasa hampir semua bacagub Jatim pasti melirik saya menjadi pendampingnya untuk mengambil suara Tapal Kuda," ujarnya.   Saat ini, Hasan menyebut ada beberapa nama bacagub yang sudah mengemuka. Yakni, Saifullah Yusuf (Wakil Gubernur Jatim), Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial), Abdul Halim Iskandar (Ketua DPRD Jatim) dan Tri Rismaharini (Walikota Surabaya).   Dari nama-nama itu, bisa dilihat sekarang siapa bacagub yang punya cukup modal partai dan modal finansial. Anggap saja Risma maju. Risma akan diusung PDIP yang punya 19 kursi dan butuh koalisi.   Kemudian, Halim punya 20 kursi PKB dan modal partai cukup tanpa koalisi. Sedangkan, Gus Ipul belum punya modal partai. "Saya jelek-jelek begini punya modal empat kursi," celetuknya.   Hasan juga mengungkapkan beberapa fakta politik yang ada di Jakarta saat ini. "Info yang saya terima, Golkar dan Demokrat cenderung mendukung Khofifah. Untuk Gerindra ke mana arahnya, saya belum dengar. Sedangkan partai seperti PKS, PAN, PPP dan Hanura belum punya jago," ungkapnya.   Di sisi lain, Hasan mengaku ada salah satu kandidat yang meminta bantuan salah seorang kiai mendatangi dirinya. Pesan yang dibawa kiai itu adalah Hasan mau menjadi pasangan kandidat itu sebagai cawagub. Ini dengan harapan agar suara NU bisa bersatu dan terpecah belah.   "Saya tanya kiai mana yang solid. Saya kira NU saat ini masih netral, mencair dan tidak bisa diarah-arahkan dukung siapa," kata mantan Ketua Umum DPW PKB Jatim ini.   Dia memberi contoh, GP Ansor Jatim secara kelembagaan pasti bersikap netral dalam Pilkada Jatim. Namun, secara pribadi Ketua Satkorwil Banser NU Jatim, Gus Abid Umar mendukung dirinya.   "Mungkin Ketua PW GP Ansor Jatim Rudi Wahid dukung Gus Ipul. Kalau Sekretaris PW GP Ansor Jatim Gus Thamim karena dia PKB, jelas dukung Pak Halim," katanya.   Hasan juga mengaku Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh telah memberi kebebasan kepada dirinya untuk memilih menjadi pasangan Gus Ipul atau Khofifah. NasDem bersikap realistis, karena hanya mempunyai 4 kursi di DPRD Jatim.   "Karena cuma empat kursi, realistisnya NasDem mengusung wagub. Bola diserahkan ke saya. Kalau tidak jadi maju pilgub, kan masih tetap terhormat sebagai anggota DPR RI hingga tahun 2019," ujarnya. (Bmw)        

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait