Umum

Buku tentang La Nyalla Diluncurkan

    Portaltiga.com :Nama La Nyalla Mattalitti sempat meredup setelah putusan vonis bebas dari Pengadilan Tipikor Jakarta atas dakwaan kasus dugaan korupsi dana hibah Kadin Jawa Timur periode 2011-2014 tanggal 27 Desember 2016 lalu. Namun, namanya kini mulai muncul lagi ke permukaan lewat sebuah buku yang dibuat kelompok Netizen La Nyalla.   Senin (15/5), buku Seri Kiprah dan Pemikiran La Nyalla Mattalitti tersebut, resmi diluncurkan di salah satu hotel di Surabaya. Empat buku ini berisi pemikiran atau ide La Nyalla penjelasan tentang kontroversi sang tokoh.   "Ada empat seri, pertama tentang sosok entrepreneurship, Leadership, serta pemikiran dan pandangan La Nyalla khususnya nasionalisme dan hukum," kata Koordinator Netizen La Nyalla, Rohman Amrullah dalam launching buku tersebut.   Ide dasar buku ini, menurutnya berawal dari banyaknya kontroversi dari sosok La Nyalla. Jika membuka Google, maks akan banyak dijumpai bagaimana sosok La Nyalla terkonotasi dengan kelompok pendukung kekerasan.   Dari kondisi itulah, para netizen La Nyalla tergerak untuk mencoba menjelaskan posisi La Nyalla dari segala kontroversi selama ini. "Di buku ini, kita jelaskan bagaimana keteguhan La Nyalla dalam menghadapi ketidakadilan itu," ujarnya.   Di buku berjudul "Saat Keteguhan Berbuah Penzaliman" milsanya, dijelaskan bagaimana sosok La Nyalla dipusaran kasus dugaan korupsi dana hibah Kadin Jatim. Bagaimana kasus hibah Kadin itu, dijelaskan cukup runtut, sederhana dan mudah dipahami dimana posisi La Nyalla dalam kasus itu.   Empat buku ini juga berusaha menjelaskan kiprah La Nyalla mulai dari latar belakang pendidikan hingga keterlibatannya baik di dunia bisnis hingga ke ranah politik. "Kami merasa perlu mendokumentasikannya dalam bentuk buku, agar bisa dibaca dan diketahui kalangan luas," tandasnya.   Hal senada dikatakan Agus Muslim, orang dekat La Nyalla. Saat menjadi panelis buku, dia menjelaskan empat buku seri pemikiran ini berisi pemikiran pokok tentang sosok La Nyalla.   "Buku ini murni garapan netizen yang diharapkan ke depannya bisa dikembangkan lagi dengan seri-seri berikutnya. Itulah kenapa buku ini harus dibikin empat seri," ucapnya.   Senada dengan Agus Muslim, Idris Yahya orang dekat La Nyalla mengatakan, dalam hal politik La Nyalla selalu berada di garda depan untuk memperjuangkan gagasan dan idenya, tanpa harus meminta bayaran ataupun mahar.   "Empat seri buku ini sama sekali tidak ada pembiayaan dari La Nyalla. Kebetulan saya yang mencetak dan ini murni ide dari netizen dan saya yang mencetaknya," ujarnya. (Bmw)  

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait