Umum

Anies Baswedan Berbagi Rahasia Kemenangannya di Pilkada DKI Jakarta

Portaltiga.com - Gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswedan tidak menyangka dapat memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 lalu. Sebab, lawan yang dihadapi adalah gubernur incumbent, Basuki Tjahaja Purnama yang popularitas dan elektabilitasnya lebih tinggi dibanding calon lain. Pengakuan blak-blakan Anies Baswedan itu diungkapkan di hadapan pengurus dan ribuan santri Ponpes Kota Alif Laam Miim Surabaya, Rabu (20/9/2017), saat memberikan sambutan pada acara peresmian dan peletakan batu pertama pembangunan masjid di ponpes itu. Secara hitungan matematika, menurutnya, dia tidak mungkin dapat memenangkan Pilkada DKI Jakarta. Selain Ahok sebagai kandidat terkuat, dirinya pernah menjadi juru bicara Joko Widodo (Jokowi) saat kampanye Pemilu Presiden (Pilpres) 2014. Sementara di Pilkada DKI Jakarta, Anies bersama wakilnya, Sandiaga Uno didukung oleh Prabowo Subianto, yang notabene rival Jokowi di Pilpres 2014. "Terbayang nggak rumus politiknya?. Secara hitungan matematika tidak mungkin menang saya, tapi Allah ada di belakang kita," ujarnya. Dijelaskan, saat Aksi Bela Islam, Jatim memang tidak tidak tinggal diam. Keterlibatan umat Islam Jatim dalam kasus penistaan agama terdengar hingga ke penjuru kota Jakarta. "Saya memang ingin bertemu dengan kawan-kawan dari Jatim. Akhirnya saya bertemu Pak Ahmad Imam Mawardi di Padang Arafah dan diputuskan untuk bertemu di Surabaya pada 20 September, hari ini. Jadi, saya numpang acara peresmian ponpes ini," paparnya. Kiriman doa seluruh penjuru dunia yang terkumpul di titik Jakarta, diyakini Anies sebagai faktor utama memenangkan Pilkada DKI Jakarta. Allah Maha Kuasa membolak-balikkan hati warga Jakarta. Dari yang semula mendukung Ahok berbalik mendukung dirinya. Padahal, lanjutnya, saat itu dirinya tidak ada rencana mencalonkan Gubernur DKI Jakarta. Justru yang muncul nama Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan Walikota Bandung Ridwan Kamil. Keduanya menjadi bahan pembicaraan hangat di Jakarta saat itu. "Saya pun minta ibu saya melakukan istikharah. Beliau berkata bila ini adalah keinginan Anies, maka tidak usah saja, tapi bila ini panggilan umat silakan maju," ungkapnya. Ternyata benar. Menurut Anies, hati warga Jakarta sudah terbalik. Sampai-sampai ditawari sembako sebelum coblosan, mereka menolak dan mendukung pasangan Anies-Sandiaga Uno. "Mereka yang mendoakan memang tidak pernah kenal siapa Anies itu. Tolong jangan kecewakan kita kalau sudah menang, itu suara pemuda di Masjid Sunda Kelapa yang mendoakan saya setiap malam," tuturnya. Anies meminta pendukungnya yang mayoritas ummat Muslim jangan hanya syukuran kemenangan. Lebih dari itu, juga mengadakan selamatan agar 5 tahun ke depan memimpin ibukota negara dengan baik. Perjuangan ini belum selesai, masih panjang. Jakarta bukan hanya milik warga kota Jakarta, tapi ibukota negara adalah milik semua warga negara. "Saya ingin sampaikan apresiasi kepada warga Surabaya dan Jawa Timur yang ikut berjuang, karena Arek Suroboyo itu bisa memukul mundur Sekutu saat pertempuran. Bapak ibu tidak hanya urun angan, tapi juga urun tangan. Silaturrahmi ini harus jalan terus," katanya. (bmw/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait