Umum

67 Persen Perempuan Surabaya Tidak Bisa Orgasme, Ini Penyebabnya

Baca Juga : Pengolahan Limbah B3 Dawar Blandong Punya Makna BCL Bagi Ketua Komisi D

Portaltiga.com - Ini peringatan bagi warga Surabaya, terutama pasangan suami istri. Terdata sebanyak 67 persen ibu-ibu di Kota Pahlawan ini tidak bisa mencapai orgasme Jika hal itu Anda alami mungkin saja ini penyebabnya. Pakar lingkungan hidup, Prof Dr Suparto Wijoyo menyatakan bahwa masyarakat saat ini kebanyakan mudah menjadi orang yang temperamen, tersinggung, marah dan lain sebagainya. Jika diperiksa secara medis pasti ada yang terganggu, salah satunya karena adanya gangguan kesehatan akibat limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3). Dosen Universitas Airlangga Surabaya itu juga menyebut, berdasarkan hasil riset yang dilakukan terungkap bahwa banyak kaum ibu, khususnya di Surabaya yang tercemari limbah berbahaya. Yakni sampai di angka 543 Mg / liter atau 100 kali lebih tinggi dari standar yang ditetapkan WHO. Hasil riset saya, 67 persen ibu-ibu di Surabaya tidak bisa orgasme, tidak sensitif meski suami telah bergerilya tidak ada reaksi, loyo, ada apa ini?, kelakar Profesor Suparto di acara Silaturahmi dan Buka Puasa Bersama anggota dan mitra Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO) Jatim, di di Surabaya, Selasa (28/5/2019). Dampak lain dari limbah B3, lanjut Suparto yakni menyebabkan tingkat kecerdasan dan prestasi pelajar di Surabaya, baik tingkat SD, SMP, SMA/SMK selama sepuluh terakhir juga cenderung menurun. Itu bisa dilihat dari nilai ujian Naas (sebutan plesetan ujian Unas) yang kita pantau 10 tahun terakhir terus menurun, tidak pernah ada prestasi, kata pakar lingkungan asli Lamongan itu. Itu juga pengaruh pencemaran, gangguan kandungan logam berat, timbal dan lainnya yang banyak dialami masyarakat Surabaya. Dicontohkan, di rumah-rumah masih banyak kita jumpai atau menaruh oli bekas sembarangan, itu juga limbah. Atau memanasi kendaraan di rumah. Itu terjadi setiap hari, jadi bisa kita bayangkan berapa ribu sel otak (kita) yang mati karena emisi?, ungkap Suparto dengan nada tanya. Sementara, Ketua IPERINDO Jatim, Momon Hermono menyampaikan keluhannya, kalau pengusaha galangan kapal saat ini tengah mengalami kesulitan pembuangan limbah. Karena tidak ada tempat penampungan dan pengolahan, kami sangat kesulitan, ini akan mengganggu keberlangsungan perusahaan dan semua rekan-rekan di IPERINDO, jelas Momon. Menurut Momon, lokasi tempat pembuangan limbah sebelumnya yakni di PT Semen Gresik. Tapi sudah tiga bulan ini dihentikan dan tidak lagi menerima limbah dari galangan kapal. Kami berharap PT SG mau terima kembali, atau Pemprov Jatim buat tempat pengelolaan limbah B3 seperti di Cilingsi Bogor, pungkasnya. (wan/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait